KP2KP SINJAI

Tak Lapor SPT Masa PPN 3 Bulan Berturut-turut, Sertel Bisa Mati

Redaksi DDTCNews | Kamis, 31 Agustus 2023 | 10:30 WIB
Tak Lapor SPT Masa PPN 3 Bulan Berturut-turut, Sertel Bisa Mati

Ilustrasi.

SINJAI, DDTCNews - Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Sinjai mengingatkan pengusaha kena pajak (PKP) untuk disiplin dalam memenuhi kewajiban melaporkan SPT Masa PPN.

Pegawai dari KP2KP Sinjai Husnul Hatima mengatakan PKP wajib melakukan pelaporan SPT Masa PPN paling lambat akhir bulan berikutnya. Jika terlambat melakukan pelaporan, PKP akan dikenakan sanksi administrasi senilai Rp500.000.

“Apabila tidak melakukan pelaporan SPT Masa PPN selama tiga bulan berturut-turut maka sertifikat elektroniknya akan dinonaktifkan sehingga tak dapat mengakses layanan perpajakan seperti membuat faktur dan lain sebagainya,” katanya dikutip dari situs web DJP, Kamis (31/8/2023).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Imbauan tersebut disampaikan Husnul ketika memberikan asistensi kepada wajib pajak badan, CV Tiga Putera pada 3 Agustus 2023. Perwakilan wajib pajak badan kala itu mengalami kendala saat melaporkan SPT Masa PPN dan pembuatan faktur pajak.

Sementara itu, Andi Fadly selaku pegawai lainnya dari KP2KP Sinjai menuturkan bahwa PKP harus mengambil nomor seri faktur pajak (NSFP) di situs web e-nofa sebelum membuat faktur pajak. Untuk mengambil NSFP, PKP memerlukan sertifikat elektronik yang aktif.

“Jika masa berlaku sertifikat elektroniknya sudah habis, wajib pajak harus mengajukan permohonan perpanjangan sertifikat elektronik,” tuturnya.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Sementara itu, perwakilan wajib pajak badan mengucapkan terima kasih atas asistensi yang diberikan oleh petugas pajak. Dia juga mengapresiasi edukasi yang diberikan petugas terkait dengan pemenuhan kewajiban perpajakan, khususnya bagi PKP.

Sebagai informasi, PKP adalah pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak (BKP) dan/atau jasa kena pajak (JKP) yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja