TURKI

Tak Hanya Indonesia, Turki Juga Adakan PPS pada Tahun Ini

Redaksi DDTCNews | Minggu, 16 Januari 2022 | 12:00 WIB
Tak Hanya Indonesia, Turki Juga Adakan PPS pada Tahun Ini

Presiden Turki Tayyip Erdogan (kiri) dan Emir Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani dari Qatar bertemu di Doha, Qatar, Selasa (7/12/2021). ANTARA FOTO/Murat Cetinmuhurdar/Presidential Press Office/Handout via REUTERS/rwa/sa.

ANKARA, DDTNews – Pemerintah Turki memutuskan untuk memperpanjang masa periode pengungkapan aset atau harta sukarela sampai dengan 30 Juni 2022.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan menerbitkan Keputusan Presiden No. 5058 pada 31 Desember 2021 mengenai perpanjangan periode pengungkapan aset warga negara, baik yang disimpan di dalam negeri maupun di luar negeri hingga 30 Juni 2022.

“Ketentuan Pasal 93 Undang-Undang Pajak Penghasilan berlaku dari 31/12/2021 hingga 30/06/2022,” demikian bunyi Keputusan Presiden No. 5058 seperti dikutip dari Gib.Giv, Minggu (16/01/2022).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Seperti dilansir Orbitax, Keputusan Presiden tersebut merupakan aturan turunan Pasal 93 UU Pajak Penghasilan Turki Tahun 2020, yang mengatur pengungkapan aset sukarela warga negara di dalam maupun di luar negeri.

Bagi wajib pajak yang mengungkapkan asetnya secara sukarela seperti uang tunai, emas, valuta asing, surat berharga, dan aset di instrumen pasar modal hingga 30 Juni 2022 maka akan dibebaskan, baik dari kewajiban pajak maupun pemeriksaan pajak.

Lebih lanjut, bagi wajib pajak yang hendak memperoleh memanfaatkan fasilitas tersebut, perlu terlebih dahulu melaporkan aset yang dimilikinya kepada bank, lembaga perantara, dan otoritas pajak sebelum 30 Juni 2022.

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selain melaporkan, ketentuan tersebut juga mengatur kewajiban untuk memulangkan aset wajib pajak yang berada di luar negeri. Meski demikian, atas aset yang dipulangkan dan dilaporkan tersebut tidak akan dilakukan penyelidikan pajak.

Dengan program pengungkapan sukarela tersebut, Pemerintah Turki menargetkan tambahan penerimaan pajak. Nanti, tambahan penerimaan pajak tersebut digunakan untuk ekonomi Turki yang tengah mengalami krisis. (rizki/rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN