PROVINSI BANTEN

Tagih Tunggakan Pajak Kendaraan, Pemprov Beri Kejati Kuasa Khusus

Muhamad Wildan | Minggu, 31 Oktober 2021 | 09:30 WIB
Tagih Tunggakan Pajak Kendaraan, Pemprov Beri Kejati Kuasa Khusus

Ilustrasi. Konsumen mencoba kendaraan di dealer Auto2000 Sudirman, Menara Astra, Jakarta, Selasa (21/9/2021). Pemerintah resmi memperpanjang kebijakan pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) untuk kendaraan bermotor sampai akhir Desember 2021 dalam rangka memacu konsumsi masyarakat kelas menengah. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.

SERANG, DDTCNews – Guna mengoptimalkan penagihan atas tunggakan pajak, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Banten menjalin kerja sama dengan Kejaksaan Tinggi (Kejati).

Kepala Bapenda Banten Opar Sohari mengatakan Bapenda akan memberikan surat kuasa khusus (SKK) kepada Kejati Banten. Kuasa yang diberikan adalah kuasa untuk menagih tunggakan pajak kendaraan bermotor (PKB).

"Kalau staf Bapenda yang datang dicuekin, tapi kalau Kejati Banten ngomong langsung dipercaya. Kami beri laporan, nanti sana [Kejati Banten] yang memilah untuk mana yang dipanggil," katanya, dikutip Senin (25/10/2021).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Opar menilai penagihan pajak kendaraan melalui pemberian SKK kepada Kejati terbukti efektif dalam meningkatkan penerimaan. Saat ini, mayoritas wajib pajak yang memiliki tunggakan adalah perusahaan yang bergerak di bidang angkutan umum.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendapatan Pajak Daerah Bapenda Ahmad Budiman menuturkan nilai tunggakan dari masing-masing wajib pajak beragam. Mulai dari 300 juta, Rp600 juta, sampai dengan Rp2 miliar.

Seperti dilansir faktabanten.co.id, Bapenda mencatat realisasi penerimaan pajak kendaraan sudah mencapai Rp2,2 triliun hingga 18 Oktober 2021 atau 81% dari target realisasi pajak kendaraan tahun ini senilai Rp2,7 triliun.

Meski realisasi pajak kendaraan sudah hampir mendekati target, realisasi penerimaan pajak daerah secara umum masih rendah yaitu baru terkumpul Rp4,9 triliun atau 67% dari target penerimaan pajak daerah tahun ini senilai Rp7,1 triliun. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja