VIETNAM

Stabilkan Ekonomi, Vietnam Perpanjang Diskon Pajak Lingkungan Atas BBM

Dian Kurniati | Senin, 30 Desember 2024 | 13:00 WIB
Stabilkan Ekonomi, Vietnam Perpanjang Diskon Pajak Lingkungan Atas BBM

Ilustrasi. Pengendara motor mengisi BBM jenis Pertalite di sebuah SPBU Pertamina di Jakarta, Jumat (24/12/2021). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.

HANOI, DDTCNews - Majelis Nasional Vietnam menyetujui usulan perpanjangan pemotongan tarif pajak lingkungan pada bahan bakar minyak (BBM).

Majelis Nasional telah menerbitkan keputusan mengenai pemotongan pajak lingkungan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi pada tahun depan. Dalam keputusan tersebut, disetujui secara bulat pemotongan pajak lingkungan atas BBM diberikan untuk setahun lagi.

"Pemotongan pajak, yang akan berakhir pada 1 Januari 2025, akan berlanjut selama 1 tahun lagi hingga 31 Desember," bunyi keputusan Majelis Nasional, dikutip pada Senin (30/12/2024).

Baca Juga:
AS Resmi Mulai Kenakan Bea Masuk Atas Barang Kanada, Meksiko, China

Pemotongan tarif pajak lingkungan atas BBM menjadi bagian dari upaya mendukung ekonomi setelah pandemi Covid-19. Pemotongan tarif pajak ini berlaku untuk bensin, bahan bakar pesawat, minyak tanah, dan pelumas.

Sebelumnya, tarif pajak lingkungan di Vietnam ditetapkan senilai VND4.000 atau sekitar Rp2.538 per liter untuk bensin (tidak termasuk etanol), VND3.000 atau Rp1.904 per liter untuk bahan bakar pesawat, VND2.000 atau Rp1.269 per liter untuk solar, VND1.000 atau Rp634 per liter untuk minyak tanah, VND2.000 per liter untuk minyak mazut, serta VND2.000 per liter atau kilogram untuk minyak pelumas.

Menteri Keuangan Nguyen Van Thang sempat menyatakan penghentian pemotongan tarif pajak lingkungan dapat berdampak negatif pada perekonomian. Pajak lingkungan yang lebih tinggi untuk bensin, minyak tanah, dan pelumas akan meningkatkan harga produk eceran, yang memberikan tekanan inflasi serta berpotensi menghambat target pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga:
Senator Minta Penumpang Pesawat Kelas Ekonomi Tak Dipungut Travel Tax

Pemerintah pun mengusulkan perpanjangan pemotongan tarif pajak lingkungan selama 1 tahun lagi menjadi senilai VND2.000 atau Rp1.269 per liter untuk bensin (tidak termasuk etanol), VND600 atau Rp380 per liter untuk minyak tanah, VND1.000 atau Rp634 per liter untuk bahan bakar pesawat, solar, minyak mazut, serta minyak pelumas.

Kebijakan ini diharapkan mampu mengendalikan inflasi, memastikan stabilitas ekonomi makro, dan meringankan beban ekonomi pada pelaku usaha dan masyarakat.

Ketua Komite Keuangan dan Anggaran DPR Le Quang Manh menegaskan sebagian besar anggota komite mendukung pemotongan tarif pajak lingkungan selama setahun lagi. Namun, DPR meminta pemerintah tetap mempersiapkan langkah guna memastikan pengurangan pajak ini tidak memengaruhi estimasi APBN 2025, yang sebelumnya juga telah disetujui DPR.

Baca Juga:
AS Buka Opsi Batalkan Bea Masuk 25% Atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Sementara itu, Ketua Komite Hukum Majelis Nasional Hoang Thanh Tung menyarankan pemerintah melakukan studi dan meninjau kebijakan saat ini serta menilai dampaknya untuk menentukan apakah penurunan tarif pajak lingkungan dapat berlanjut pada 2026. Menurutnya, pencabutan pemotongan pajak harus dilakukan secara hati-hati dan bertahap, dengan memberi waktu bagi pelaku usaha dan masyarakat menyesuaikan diri.

Dilansir vietnamplus.vn, Ketua Majelis Nasional Tran Thanh Man turut mengusulkan agar pemerintah mempertimbangkan jadwal kenaikan pajak secara bertahap untuk akhirnya menerapkan tarif normal. Dia menekankan perlunya tarif pajak yang selaras dengan prinsip-prinsip pajak perlindungan lingkungan, mencerminkan tren harga minyak mentah global, serta memenuhi komitmen internasional Vietnam untuk melindungi lingkungan dan memerangi perubahan iklim. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 02 Februari 2025 | 08:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Resmi Mulai Kenakan Bea Masuk Atas Barang Kanada, Meksiko, China

Jumat, 31 Januari 2025 | 09:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Buka Opsi Batalkan Bea Masuk 25% Atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

BERITA PILIHAN
Minggu, 02 Februari 2025 | 10:30 WIB PMK 116/2024

Organisasi dan Tata Kerja Setkomwasjak, Unduh Peraturannya di Sini

Minggu, 02 Februari 2025 | 10:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

NPWP OP Baru Terdaftar di 2025, Lapor SPT-nya Nanti 2026 Pakai Coretax

Minggu, 02 Februari 2025 | 09:35 WIB KOTA BATAM

Begini Strategi Pemkot Optimalkan Pajak Reklame pada Tahun Ini

Minggu, 02 Februari 2025 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Siapa Saja Sih, yang Bisa Ditunjuk Jadi PIC di Coretax? Ini Jawabnya

Minggu, 02 Februari 2025 | 08:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Resmi Mulai Kenakan Bea Masuk Atas Barang Kanada, Meksiko, China

Minggu, 02 Februari 2025 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Diskon Tiket Pesawat Ada Lagi Saat Lebaran, Upaya Kendalikan Inflasi

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

NPWP Sementara 9990000000999000, Dipakai Jika NIK Tak Valid di e-Bupot

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:15 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Naikkan Biaya SLO Listrik, Kecuali Pelanggan 450 dan 900 VA

Sabtu, 01 Februari 2025 | 14:30 WIB PILKADA 2024

Prabowo Ingin Kepala Daerah Hasil Pilkada 2024 segera Dilantik