Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi video, Senin (5/7/2021). (tangkapan layar Youtube)
JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan pajak sepanjang semester I/2021 mengalami pertumbuhan positif 4,9%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan tersebut telah membalikkan situasi karena penerimaan pajak semester I/2020 tercatat minus 12%. Pertumbuhan penerimaan pajak hingga Juni 2021 itu lebih tinggi dibandingkan kinerja hingga Mei 2021 yang tumbuh 3,4%.
"Dari sisi penerimaan pajak, terjadi pemulihan dari minus 12% tahun lalu sekarang melonjak atau mengalami pertumbuhan mendekati 5%," katanya melalui konferensi video, Senin (5/7/2021).
Sri Mulyani mengatakan realisasi penerimaan pajak hingga Juni 2021 senilai Rp557,8 triliun. Realisasi itu setara dengan 45,4% dari target APBN senilai Rp1.229,6 triliun.
Sementara itu, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga akhir Juni 2021 senilai Rp122,2 triliun atau tumbuh 31,1% dari kinerja tahun lalu. Realisasi itu setara dengan 59,9% dari target Rp215,0 triliun.
Adapun realisasi sisi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) senilai Rp206,9 triliun atau tumbuh 11,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Secara umum, pendapatan negara pada semester I/2021 sudah mencapai Rp886,9 triliun atau tumbuh 9,1% dari periode yang sama pada 2020. Realisasi itu setara dengan 50,9% dari target Rp1.743,6 triliun.
Sri Mulyani menilai pertumbuhan kinerja penerimaan tersebut menunjukkan adanya pemulihan ekonomi dari tekanan pandemi Covid-19.
"Kalau dilihat dari penerimaan negara, terjadi geliat pemulihan ekonomi yang terekam cukup kuat," ujarnya.
Di sisi lain, realisasi belanja negara pada semester I/2021 telah mencapai Rp1.170,1 triliun atau 42,5% dari pagu Rp2.750 triliun. Belanja tersebut juga mencatatkan pertumbuhan 9,4% dari periode yang sama 2020.
Belanja tersebut terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp796,3 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) senilai Rp373,9 triliun. Realisasi TKDD mengalami kontraksi 6,8% karena pemda masih memiliki sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) yang belum dibelanjakan.
Dengan performa pendapatan negara dan belanja negara itu, Sri Mulyani menyebut defisit APBN pada semester I/2021 tercatat mencapai Rp283,2 triliun. Defisit tersebut setara dengan 1,72% terhadap produk domestik bruto (PDB). (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.