UTANG PEMERINTAH

Sri Mulyani Pastikan Penambahan Utang Dilakukan secara Terukur

Dian Kurniati | Senin, 24 Januari 2022 | 14:45 WIB
Sri Mulyani Pastikan Penambahan Utang Dilakukan secara Terukur

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja bersama Komite IV DPD, Senin (24/1/2022).

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut penambahan utang yang dilakukan pemerintah lebih terukur dibandingkan dengan negara-negara lain.

Sri Mulyani mengatakan semua negara di dunia saat ini melakukan pelebaran defisit APBN dan menambah utang untuk menangani pandemi Covid-19. Meski demikian, penambahan utang Indonesia tergolong kecil dibandingkan dengan negara lain, baik negara maju maupun berkembang.

"Kalau kita bandingkan negara-negara di dunia, kenaikan defisit kita, kenaikan utang kita, jauh lebih terukur bahkan dibandingkan dengan negara maju maupun negara emerging," katanya dalam rapat kerja bersama Komite IV DPD, Senin (24/1/2022).

Baca Juga:
Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

Sri Mulyani menuturkan APBN telah bekerja keras sebagai countercyclical selama pandemi Covid-19. Defisit APBN harus diperlebar karena penerimaan pajak sempat menurun, sedangkan kebutuhan belanja meningkat.

Defisit APBN telah melebar menjadi 6,14% PDB pada 2020 dan 4,65% PDB pada 2021. Tahun ini, pemerintah menargetkan defisit APBN 2022 bisa ditekan hingga 4,85%.

Mengenai utang, posisi utang pemerintah hingga akhir Desember 2021 mencapai Rp6.908,87 triliun atau 41% PDB. Posisi utang tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan akhir Desember 2020 senilai Rp6.074,56 triliun atau 38,68% dari PDB.

Baca Juga:
‘Tak Hanya Unggul Teknis, SDM Kemenkeu Juga Perlu Berintegritas’

Sri Mulyani menilai respons APBN terhadap Covid-19 sudah sangat terukur, akuntabel, dan efektif. Meski utang meningkat, APBN telah hadir untuk menangani pandemi Covid-19, serta membantu masyarakat terdampak, dan mendorong pemulihan ekonomi.

"Ini kami tekankan terus dan berkali-kali karena saya juga melihat hampir semua statement selalu melihatnya lebih dari kepada sisi utang APBN kita sendiri. Seolah kita menghadapi pandemi sendirian di dunia ini," ujarnya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 02 Februari 2025 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:30 WIB KEPALA BPPK ANDIN HADIYANTO

‘Tak Hanya Unggul Teknis, SDM Kemenkeu Juga Perlu Berintegritas’

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Buku Manual Coretax terkait Modul Pembayaran

BERITA PILIHAN
Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30 WIB PMK 119/2024

Bertambah! Aspek Penelitian Restitusi Dipercepat WP Kriteria Tertentu

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan NPWP Non-Efektif, WP Perlu Cabut Status PKP Dahulu

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:30 WIB KEPALA BPPK ANDIN HADIYANTO

‘Tak Hanya Unggul Teknis, SDM Kemenkeu Juga Perlu Berintegritas’

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Buku Manual Coretax terkait Modul Pembayaran

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:15 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Lima Hal yang Membuat Suket PP 55 Dicabut Kantor Pajak

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:00 WIB KOTA BANTUL

Banyak Penambang Tak Terdaftar, Setoran Pajak MBLB Hanya Rp20,9 Juta

Minggu, 02 Februari 2025 | 12:00 WIB CORETAX DJP

PIC Kini Bisa Delegasikan Role Akses Pemindahbukuan di Coretax DJP

Minggu, 02 Februari 2025 | 11:30 WIB KOTA MEDAN

Wah! Medan Bisa Kumpulkan Rp784,16 Miliar dari Opsen Pajak

Minggu, 02 Februari 2025 | 10:30 WIB PMK 116/2024

Organisasi dan Tata Kerja Setkomwasjak, Unduh Peraturannya di Sini