RAPBN 2018

Sri Mulyani Optimis Pertumbuhan Ekonomi 2018 6,1%

Redaksi DDTCNews | Senin, 12 Juni 2017 | 15:11 WIB
Sri Mulyani Optimis Pertumbuhan Ekonomi 2018 6,1%

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah optimis bisa mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 6,1% sebagaimana ditargetkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penetapan asumsi dasar dalam RAPBN 2018 didasari oleh adanya pemulihan perekonomian global yang telah dirilis oleh beberapa lembaga. Sebelumnya, perekonomian global sempat melemah yang berimbas pada sejumlah negara lainnya.

"Penetapan asumsi dasar RAPBN 2018 karena didorong oleh perekonomian global yang membaik seperti Amerika dan Eropa. Pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sendiri akan didorong oleh faktor konsumsi, investasi, dan belanja," katanya di Gedung DPR RI Jakarta, Senin (12/6).

Baca Juga:
Trump Tarik AS dari Kesepakatan Pajak Global, Ini Kata Sri Mulyani

Ia menjelaskan inflasi tetap harus dijaga agar tetap dalam angka yang rendah, dalam hal ini faktor konsumsi berperan untuk menekan inflasi. Pasalnya akan ada Asian Games dan Pemilu, sehingga menurutnya akan terjadi peningkatan konsumsi barang dan jasa.

Sedangkan investasi akan mengandalkan hal yang berasal dari non-fiskal yaitu perbankan. Di satu sisi, hal ini menjadi perbaikan Indonesia khususnya beberapa waktu lalu dengan menjadikan NKRI berperingkat investment grade.

"Supaya bisa mencapainya, maka dari sisi konsumsi harus dijaga dengan didorong oleh inflasi rendah. Investasi kunci membuat pertumbuhan tinggi dengan sumber investasi non pemerintah cukup berarti," tutup dia.

Baca Juga:
Sri Mulyani Atur Ulang Ketentuan Penghapusan Piutang Pajak

Pemerintah melalui RAPBN 2018 mematok pertumbuhan ekonomi dengan rentang 5,4%-6,1%, angka itu cukup ambisius dibandingkan dengan realisasi dalam 2 tahun terakhir. Lalu inflasi sebesar 3,5±1,0%, nilai tukar (kurs) Rp13.500-13.800 per US$, suku bunga SPN 4,8%-5,6%.

Sedangkan, asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) US$45-60 per barel. Kemudian untuk lifting migas mencapai 1.965-2.050 ribu barel per hari (bph), dengan rincian lifting minyak bumi sekitar 771 ribu-815 ribu bph, dan gas bumi sekitar 1.194-1.235 ribu barel setara minyak per hari. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 27 Januari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Trump Tarik AS dari Kesepakatan Pajak Global, Ini Kata Sri Mulyani

Senin, 27 Januari 2025 | 13:30 WIB PMK 117/2024

Sri Mulyani Atur Ulang Ketentuan Penghapusan Piutang Pajak

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani: Kebijakan Harga Gas Bumi Kerek Setoran Pajak Perusahaan

Jumat, 24 Januari 2025 | 19:15 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani Targetkan Aturan Insentif Fiskal 2025 Rampung Bulan Ini

BERITA PILIHAN
Senin, 27 Januari 2025 | 15:30 WIB PMK 118/2024

Isi Materi Keberatan Sama dengan MAP, Ini yang Bisa Dilakukan WP

Senin, 27 Januari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Trump Tarik AS dari Kesepakatan Pajak Global, Ini Kata Sri Mulyani

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Janji Segera Bebaskan Uang Tip dari Pajak Penghasilan

Senin, 27 Januari 2025 | 13:30 WIB PMK 117/2024

Sri Mulyani Atur Ulang Ketentuan Penghapusan Piutang Pajak

Senin, 27 Januari 2025 | 13:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Kategorisasi Kuasa dan Wakil Wajib Pajak di Coretax DJP

Senin, 27 Januari 2025 | 11:30 WIB PERDAGANGAN BERJANGKA

Nilai Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi 2024 Naik 29,3 Persen

Senin, 27 Januari 2025 | 10:00 WIB PMK 119/2024

Pemerintah Perinci Objek Penelitian atas PKP Berisiko Rendah

Senin, 27 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Siap-Siap SBN Ritel Perdana 2025! Besok Dirilis ORI027T3 dan ORI027T6