SURAT BERHARGA NEGARA

Sri Mulyani Ingin Makin Banyak Masyarakat Jadi Investor SBN

Dian Kurniati | Selasa, 03 Agustus 2021 | 13:43 WIB
Sri Mulyani Ingin Makin Banyak Masyarakat Jadi Investor SBN

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (tangkapan layar Youtube)

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah akan terus berupaya memperluas basis investor dalam negeri yang masuk pada surat berharga negara (SBN).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan basis investor domestik yang lebih luas akan membuat pasar keuangan dan SBN menjadi lebih stabil. Dalam jangka panjang, negara juga dapat melakukan pembangunan secara lebih berkelanjutan.

"[Sebanyak] 9.068 investor baru [pada SBN] tampaknya besar jika dibandingkan audience kita hari ini. Namun, jika dibandingkan penduduk Indonesia, para pekerja Indonesia, ini angka [jumlah investor] masih kecil," katanya dalam pembukaan program Like It, Selasa (3/8/2021).

Baca Juga:
Jelang Peluncuran, Sri Mulyani Cek Staf yang Lembur Selesaikan Coretax

Sri Mulyani mengatakan indeks inklusi keuangan Indonesia baru 76,9%. Padahal, Indonesia memiliki pasar yang luas.

Kemenkeu juga terus melakukan edukasi dan memberikan pilihan instrumen investasi untuk masyarakat dengan menerbitkan SBN berbentuk ritel. Dengan SBN ritel, masyarakat dapat mendukung pembiayaan APBN sekaligus memulai investasi dengan denominasi kecil, yakni Rp1 juta.

Pengelolaan APBN yang pruden, sambungnya, juga menjadi upaya pemerintah meyakinkan masyarakat agar membeli SBN. Pemerintah juga terus berinovasi membangun platform distribusi secara online sehingga masyarakat bisa melakukan investasi pada SBN ritel dengan lebih mudah.

Baca Juga:
Posisi Utang Pemerintah Capai Rp8.680 Triliun hingga November 2024

"Meskipun mereka harus berada di rumah, penerbitan SBN ritel terus menunjukkan animo masyarakat. Minat masyarakat terhadap alternatif investasi sangat sangat baik dan sehat," ujarnya.

Sri Mulyani kemudian memaparkan data penjualan SBN seri SBR010 pada bulan lalu mencatatkan rekor penjualan tertinggi sepanjang penerbitan SBN ritel walaupun bersifat non-tradable. Kondisi ini menjadi harapan edukasi dan literasi keuangan berdampak positif pada perluasan basis investor ritel.

Indonesia, lanjut dia, berpotensi menjadi negara yang dapat memperoleh pembiayaan dari dalam negeri mengingat data dana pihak ketiga di perbankan yang besar. Jika inklusi keuangan terus diperdalam dan diperluas, masyarakat akan lebih nyaman menginvestasikan dananya, termasuk melalui instrumen SBN. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 23 Desember 2024 | 10:00 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Peluncuran, Sri Mulyani Cek Staf yang Lembur Selesaikan Coretax

Kamis, 19 Desember 2024 | 08:40 WIB UTANG PEMERINTAH

Posisi Utang Pemerintah Capai Rp8.680 Triliun hingga November 2024

Senin, 16 Desember 2024 | 11:05 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

PPN Jadi Naik, Berikut Daftar Lengkap Paket Kebijakan Ekonomi 2025!

Senin, 16 Desember 2024 | 10:47 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Resmi! Pemerintah Umumkan PPN Tetap Naik Jadi 12% Mulai 1 Januari 2025

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra