Ilustrasi Bank Indonesia.
JAKARTA, DDTCNews – Isu utang kembali mengemuka pada awal 2019 setelah International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia. Namun, Bank Indonesia (BI) menegaskan posisi utang, terutama utang luar negeri (ULN) Indonesia masih aman dan terkendali.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Aida Budiman mengatakan utang luar negeri (ULN) Indonesia senilai US$372,9 miliar (sekitar Rp5.271 triliun) masih dalam kategori aman. Pasalnya, sebagian besar komposisi utang jatuh tempo dalam jangka panjang.
“Performance-nya kita didominasi ULN jangka panjang,” katanya dalam konferensi pers, Kamis (24/1/2019).
Dia memaparkan komposisi ULN yang memiliki tenor panjang mendominasi hingga sekitar 80% dari total keseluruhan ULN. Sisanya, sekitar 20% dari total ULN masuk dalam kelompok utang jangka pendek. Menurutnya, utang jangka panjang tidak menjadi masalah serius bagi Indonesia. Ini dikarenakan ruang pengelolaan utang dalam jangka panjang masih cukup lebar.
Tantangan, sambungnya, justru datang dalam utang jangka pendek yang memiliki jatuh tempo sekitar satu hingga dua tahun. Untuk kelompok utang ini, posisi Indonesia juga tercatat masih lebih baik dari negara lain di kawasan Asia Tenggara (Asean).
Menggunakan data rasio ULN jangka pendek terhadap produk domestik bruto (PDB), Aida menyebut ULN jangka pendek hanya mencapai 13,2%. Rasio yang dimiliki Indonesia ini masih lebih baik dibandingkan Malaysia, Thailand, dan Filipina.
“Rasio itu masih lebih rendah dari negara lain seperti Filipina sebesar 16,8%. Sedangkan Malaysia dan Thailand mencapai 40%,” katanya. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.