JAKARTA, DDTCNews – Pagi ini, Rabu (5/12), kabar datang dari Ditjen Pajak yang mengungkapkan tren penerimaan pajak bulan Desember umumnya bertambah sekitar 14,5% terhadap total penerimaan. Meski begitu, otoritas pajak masih optimis target penerimaan pajak dalam outlook APBN bisa terealisasi.
Kabar lainnya mengenai shortfall penerimaan pajak kembali menghiasi media nasional pagi ini. Pengamat Pajak DDTC yang menilai shortfall penerimaan pajak 2018 suda di depan mata, walaupun kinerja penerimaan pajak tahun ini relatif baik.
Selain itu, kabar juga datang dari Kementerian Keuangan yang mencatat penerimaan negara bukan pajak (PNBP) November 2018 tercatat senilai Rp11,7 triliun atau turun hampir 55,5% dibandingkan dengan penerimaan Oktober 2018 yang mencapai Rp21,07 triliun.
Berikut ringkasannya:
Direktur Potensi Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Ditjen Pajak Yon Arsal menjelaskan potensi penerimaan pada setiap bulan Desember berkisar 14,5% dari total penerimaan tahun 2018 sampai dengan tutup buku. Menurutnya jika tahun lalu realisasi penerimaan pajak sebesar Rp1.151 triliun, maka kontribusi penerimaan Desember bisa mencapai Rp167 triliun. Namun Yon tidak menyebutkan prediksinya untuk penerimaan Desember 2018.
Kepala DDTC Fiscal and Research B. Bawono Kristiaji mengatakan kontribusi triwulan terakhir selama periode tahun 2013-2017 umumnya antara 25%-28% dari target tahunan, meski pertumbuhan tercatat menggembirakan. Bawono telah memproyeksi realisasi penerimaan pajak berkisar Rp1.300 triliun atau antara Rp1.292 triliun untuk proyeksi pesimis, lalu Rp1.323 triliun untuk proyeksi optimis. Dia menegaskan adanya shortfall pajak Rp120 triliun membuat target pajak menjadi tidak mudah. Penerimaan pajak 2019 setidaknya harus tumbuh 22%.
Direktur PNBP Ditjen Anggaran Wawan Sunarjo mengatakan tren penurunan itu memang sejalan dengan penurunan harga minyak mentah selama beberapa waktu lalu. Namun jika dilihat secara kumulatif, PNBP untuk tahun 2018 baik dari sisi jumlah maupun pertumbuhannya masih cukup tinggi. Secara keseluruhan, kinerja PNBP sampai November 2018 mencapai Rp342,5 triliun atau 124,36% dari target APBN yang dipatok sebesar Rp275,43 triliun.
Executive Vice President Yamaha Indonesia Motor Manufacturing Dyonisius Beti menilai penghapusan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk sepeda motor roda dua berkapasitas mesin 300cc bisa meningkatkan penjualan, termasuk ekspor. PPnBM yang terjadi pada sepeda motor 250cc sudah cukup memberatkan konsumen, karena harga jualnya naik 40%. Padahal menurutnya pajak pada sepeda motor 300cc tidak seharusnya 40% dan harus dihapus, terlebih jika diproduksi di Indonesia. (Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.