INSENTIF PAJAK

Sektor Penerima Insentif Pajak Bakal Dikurangi, Sebelumnya Berapa?

Nora Galuh Candra Asmarani | Kamis, 24 Juni 2021 | 10:33 WIB
Sektor Penerima Insentif Pajak Bakal Dikurangi, Sebelumnya Berapa?

Ilustrasi. 

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah memutuskan akan memperpanjang periode pemberian beberapa insentif pajak yang ada dalam PMK 9/2021 hingga akhir 2021. Dalam ketentuan saat ini, insentif tersebut hanya berlaku sampai dengan akhir Juni 2021.

Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan jumlah sektor yang berhak mendapat insentif pengurangan 50% angsuran pajak penghasilan (PPh) Pasal 25, pembebasan PPh Pasal 22 impor, dan restitusi pajak pertambahan nilai (PPN) dipercepat akan dikurangi.

“Tidak untuk seluruh sektor seperti yang selama ini. Kami hanya akan memberikan untuk sektor-sektor yang memang masih membutuhkan dukungan. Ini kami akan melakukan [kajian] terus secara teliti, sektor-sektor mana yang masih membutuhkan,” ujar Sri Mulyani.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Perpanjangan periode pemberian insentif bagi wajib pajak terdampak Covid-19 ini bukanlah yang pertama kali dilakukan pemerintah. Sejak awal pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, pemerintah memberikan beragam insentif pajak.

Dalam perkembangannya, jumlah sektor penerima insentif tersebut direvisi dengan memperhatikan sektor-sektor yang membutuhkan. Lantas, bagaimana perkembangan jumlah sektor yang mendapatkan insentif untuk wajib pajak terdampak pandemi Covid-19? Simak perkembangannya berikut ini.

PPh Pasal 21 DTP

Baca Juga:
Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

PPh Final UMKM DTP

  • PMK 23/2020 : Belum diberikan insentif
  • PMK 44/2020 : WP yang dikenakan PPh final berdasarkan pada PP 23/2018
  • PMK 86/2020 : WP yang dikenakan PPh final berdasarkan pada PP 23/2018
  • PMK 110/2020 : WP yang dikenakan PPh final berdasarkan pada PP 23/2018
  • PMK 9/2021 : WP yang dikenakan PPh final berdasarkan pada PP 23/2018

Pembebasan PPh Pasal 22 Impor

  • PMK 23/2020 : Sektor manufaktur tertentu (102 KLU) dan WP KITE
  • PMK 44/2020 : Sektor tertentu (431 KLU), WP KITE, dan WP Kawasan Berikat
  • PMK 86/2020 : Sektor tertentu (721 KLU), WP KITE, dan WP Kawasan Berikat
  • PMK 110/2020 : Sektor tertentu (721 KLU), WP KITE, dan WP Kawasan Berikat
  • PMK 9/2021 : Sektor tertentu (730 KLU), WP KITE, dan WP Kawasan Berikat

Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25

Baca Juga:
Hapus NPWP yang Meninggal Dunia, Hanya Bisa Disampaikan Tertulis
  • PMK 23/2020 : Sektor manufaktur tertentu (102 KLU) dan WP KITE (pengurangan 30%)
  • PMK 44/2020 : Sektor tertentu (846 KLU), WP KITE, dan WP Kawasan Berikat (pengurangan 30%)
  • PMK 86/2020 : Sektor tertentu (1.013 KLU), WP KITE, dan WP Kawasan Berikat (pengurangan 30%)
  • PMK 110/2020 : Sektor tertentu (1.013 KLU), WP KITE, dan WP Kawasan Berikat (pengurangan 50%)
  • PMK 9/2021 : Sektor tertentu (1.018 KLU), WP KITE, dan WP Kawasan Berikat (pengurangan 50%)

Restitusi PPN Dipercepat

  • PMK 23/2020 : Sektor manufaktur tertentu (102 KLU) dan WP KITE
  • PMK 44/2020 : Sektor tertentu (431 KLU), WP KITE, dan WP Kawasan Berikat
  • PMK 86/2020 : Sektor tertentu (716KLU), WP KITE, dan WP Kawasan Berikat
  • PMK 110/2020 : Sektor tertentu (716 KLU), WP KITE, dan WP Kawasan Berikat
  • PMK 9/2021 : Sektor tertentu (725 KLU), WP KITE, dan WP Kawasan Berikat

PPh Final Jasa Konstruksi DTP

Selain insentif untuk wajib pajak terdampak Covid-19, pemerintah juga memberikan beragam insentif lain yang dapat dimanfaatkan. Insentif tersebut dapat diperoleh apabila wajib pajak memenuhi ketentuan yang telah diatur dalam berbagai regulasi.

Guna mengetahui jenis insentif pajak yang dapat dimanfaatkan secara lebih mudah, Anda dapat mengakses kanal Insentif Pajak Anda yang ada pada Perpajakan DDTC. Kanal tersebut didesain untuk mempermudah masyarakat mengetahui jenis insentif yang berhak diperolehnya. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Senin, 21 Oktober 2024 | 14:32 WIB CORETAX SYSTEM

Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

Minggu, 20 Oktober 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Hapus NPWP yang Meninggal Dunia, Hanya Bisa Disampaikan Tertulis

Minggu, 20 Oktober 2024 | 08:00 WIB CORETAX SYSTEM

Gencar Edukasi, DJP Harap Pegawai Pajak dan WP Terbiasa dengan Coretax

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN