SE-17/PJ/2022

Salah Tulis dan Hitung dalam Suket PPS, KPP Bisa Lakukan Penelitian

Muhamad Wildan | Kamis, 23 Juni 2022 | 12:00 WIB
Salah Tulis dan Hitung dalam Suket PPS, KPP Bisa Lakukan Penelitian

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Kantor pelayanan pajak (KPP) dapat melakukan penelitian atas kesalahan penulisan atau penghitungan dalam surat keterangan (suket) program pengungkapan sukarela (PPS).

Data mengenai kesalahan penulisan serta kesalahan penghitungan disediakan langsung oleh Ditjen Pajak (DJP) melalui sistem informasi.

"Penelitian ... dilakukan pegawai KPP yang memiliki tugas dan fungsi pengawasan/tim pengawasan perpajakan," bunyi Surat Edaran No. SE-17/PJ/2022, dikutip pada Kamis (23/6/2022).

Baca Juga:
Pemerintah Perinci Objek Penelitian atas PKP Berisiko Rendah

Penelitian atas kesalahan penulisan dilakukan dengan membandingkan data identitas wajib pajak surat keterangan dengan identitas yang sebenarnya atau membandingkan elemen data pada surat keterangan dengan elemen data yang sebenarnya.

Penelitian atas kesalahan penghitungan dilakukan dengan membandingkan nilai harta pada surat keterangan dengan pedoman nilai harta yang diatur pada Pasal 3 ayat (4) atau Pasal 6 ayat (4) PMK 196/2021 atau membandingkan nilai utang dengan batasan nilai utang pada Pasal 2 ayat (3) PMK 196/2021.

Bila hasil penelitian menunjukkan adanya kesalahan penulisan yang tidak menyebabkan penambahan atau pengurangan nilai harta bersih atau nilai PPh final maka DJP menerbitkan lembar penelitian dan surat pembetulan atas surat keterangan.

Baca Juga:
Aturan Permintaan Suket Hal yang Jadi Dasar Surat Keputusan Keberatan

Jika kesalahan penghitungan yang ditemukan ternyata tak mengakibatkan kelebihan atau kekurangan pembayaran PPh final, DJP akan menerbitkan lembar penelitian dan surat pembetulan atas surat keterangan.

Apabila hasil penelitian menunjukkan adanya salah hitung yang menimbulkan adanya kelebihan atau kekurangan jumlah PPh final pada surat keterangan, DJP menerbitkan surat klarifikasi.

Wajib pajak harus merespons surat tersebut paling lama dalam waktu 14 hari sejak diterbitkannya surat klarifikasi. Wajib pajak dapat merespons surat klarifikasi dengan langsung melunasi PPh final yang kurang dibayar atau memberikan tanggapan atas surat tersebut.

Baca Juga:
Butuh Layanan Pajak? Kantor Pajak Baru Buka Lagi 30 Januari 2025

Bila wajib pajak memberikan tanggapan bahwa harta pada SPPH sudah sesuai dengan harta yang sebenarnya atau melakukan pembayaran PPh final yang kurang dibayar sesuai dengan surat klarifikasi dan menyampaikan SPPH berikutnya maka DJP akan menerbitkan lembar penelitian yang menyatakan wajib pajak telah memenuhi persyaratan dan tidak diterbitkan surat pembetulan atas surat keterangan.

Jika wajib pajak hanya membayar PPh kurang bayar tetapi tak menyampaikan SPPH, tidak melunasi PPh, menyatakan kelebihan pembayaran PPh, tidak menanggapi surat klarifikasi, memberikan klarifikasi yang tak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, atau memberikan klarifikasi melewati jangka waktu yang ditetapkan maka DJP akan menerbitkan lembar penelitian dan surat pembetulan atas surat keterangan.

Melalui lembar penelitian dan surat pembetulan atas surat keterangan tersebut, DJP melakukan penyesuaian atas nilai harta bersih atau nilai PPh final. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 27 Januari 2025 | 10:00 WIB PMK 119/2024

Pemerintah Perinci Objek Penelitian atas PKP Berisiko Rendah

Senin, 27 Januari 2025 | 08:43 WIB LAYANAN PAJAK

Butuh Layanan Pajak? Kantor Pajak Baru Buka Lagi 30 Januari 2025

Senin, 27 Januari 2025 | 08:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi

BERITA PILIHAN
Senin, 27 Januari 2025 | 11:30 WIB PERDAGANGAN BERJANGKA

Nilai Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi 2024 Naik 29,3 Persen

Senin, 27 Januari 2025 | 10:00 WIB PMK 119/2024

Pemerintah Perinci Objek Penelitian atas PKP Berisiko Rendah

Senin, 27 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Siap-Siap SBN Ritel Perdana 2025! Besok Dirilis ORI027T3 dan ORI027T6

Senin, 27 Januari 2025 | 08:43 WIB LAYANAN PAJAK

Butuh Layanan Pajak? Kantor Pajak Baru Buka Lagi 30 Januari 2025

Senin, 27 Januari 2025 | 08:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi

Senin, 27 Januari 2025 | 08:00 WIB KOTA PALANGKA RAYA

Bayar Pajak Sudah Serba Online, Kepatuhan WP Ditarget Membaik

Minggu, 26 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Soal DPP Nilai Lain atas Jasa Penyediaan Tenaga Kerja, Ini Kata DJP

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:30 WIB PERDAGANGAN KARBON

Luncurkan Perdagangan Karbon Internasional di IDXCarbon, Ini Kata BEI