WEBINAR SERIES DDTC

Riset Perpajakan Masih Minim, Ini Sebabnya

Redaksi DDTCNews | Senin, 03 Agustus 2020 | 12:31 WIB
Riset Perpajakan Masih Minim, Ini Sebabnya

Dosen Akuntansi FEB Universitas Trunojoyo Madura Gita Arasy Harwida saat memaparkan materi dalam webinar series DDTC bertajuk "Riset Dalam Perpajakan”. 

JAKARTA, DDTCNews – Ruang untuk peningkatan riset di bidang perpajakan masih terbuka lebar. Pasalnya, hingga saat ini, aktivitas riset dalam perpajakan masih minim karena beberapa aspek.

Dosen Akuntansi FEB Universitas Trunojoyo Madura Gita Arasy Harwida mengatakan eksistensi riset perpajakan relatif muda karena baru diakomodasi pada 2007. Setidaknya, riset perpajakan diakomodasi dalam tujuh jurnal terkait ekonomi, akuntansi, dan keuangan yang sudah terakreditasi.

"Total artikel pada ketujuh jurnal tersebut sebanyak 494 artikel dalam 20 tahun terakhir, sedangkan artikel riset pajak hanya 83 artikel atau 16,8%," katanya dalam webinar bertajuk “Riset dalam Perpajakan', Senin (3/8/2020).

Baca Juga:
Perkaya Pengetahuan Pajak, Baca 11 e-Books Ini di Perpajakan DDTC

Gita menyebut masih sedikitnya riset perpajakan yang masuk jurnal ilmiah disebabkan tiga faktor. Pertama, minat peneliti yang masih rendah untuk meneliti bidang perpajakan.

Kedua, penelitian ilmiah bidang perpajakan minim karena ketersedian data. Menurutnya, akses data untuk mendukung penelitian relatif sulit didapatkan dari pihak otoritas, baik pada level pemerintah pusat maupun daerah.

Ketiga, persoalan narasumber yang enggan mengungkapkan fakta terkait dengan penelitian perpajakan dengan berbagai alasan, mulai dari hak privat hingga fakta yang bersifat rahasia.

Baca Juga:
DDTC Gelar Temu Kontributor Buku Gagasan Perpajakan Prabowo-Gibran

"Jadi, tidak mudah dapatkan data untuk riset perpajakan. Data tingkat pemerintah akan lebih sulit didapat ketimbang data pihak swasta. Namun, sekarang DJP sudah berbenah dengan memberikan alur yang jelas terkait kegiatan penelitian yang membutuhkan data dari DJP," terang Gita.

Selain itu, dia juga menekankan pandemi Covid-19 membuka peluang dan dimensi baru terkait kegiatan riset perpajakan. Gita menuturkan pandemi justru memperkaya pilihan tema atau topik bagi peneliti bidang perpajakan.

Area baru riset perpajakan pada masa pandemi antara lain terkait dengan pertama, kebijakan pajak yang dikeluarkan pemerintah dalam rangka penanggulangan dampak Covid-19.

Baca Juga:
Mahasiswa UII! Yuk Ikut Pembekalan Softskill dan Tips Magang di DDTC

Kedua, pembatasan sosial melahirkan banyaknya transaksi ekonomi digital. Pada gilirannya, aspek ini menjadi daya tarik tersendiri bagi peneliti untuk mengupas sisi perpajakan dari maraknya transaksi digital.

Ketiga, munculnya keragaman penelitian terkait perilaku wajib pajak. Pembahasan terkait kesadaran dan kepatuhan pajak di masa pandemi menjadi topik yang hangat untuk diangkat dalam penelitian.

"Saat ini banyak muncul tema baru terkait dengan Covid-19 dan itu sudah ada 69 paper ilmiah yang sudah terbit. Jadi, penelitian perpajakan tetap bisa dilakukan secara remote oleh peneliti," imbuhnya.

Adapun webinar ini merupakan seri ketiga dari 14 webinar yang diselenggarakan untuk menyambut HUT ke-13 DDTC yang akan jatuh pada 20 Agustus mendatang. Webinar series ini diselenggarakan bersama 15 perguruan tinggi dari 26 perguruan tinggi yang telah menandatangani kerja sama pendidikan dengan DDTC. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB LITERATUR PAJAK

Perkaya Pengetahuan Pajak, Baca 11 e-Books Ini di Perpajakan DDTC

Senin, 21 Oktober 2024 | 15:30 WIB HUT KE-17 DDTC

DDTC Gelar Temu Kontributor Buku Gagasan Perpajakan Prabowo-Gibran

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 08:27 WIB UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA (UII)

Mahasiswa UII! Yuk Ikut Pembekalan Softskill dan Tips Magang di DDTC

Jumat, 18 Oktober 2024 | 10:45 WIB HUT KE-17 DDTC

Download! PDF Buku Baru DDTC: Gagasan Perpajakan untuk Prabowo-Gibran

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN