PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA

Renegosiasi P3B, Kemenkeu Waspadai Praktik Treaty Shopping

Redaksi DDTCNews | Sabtu, 08 Februari 2020 | 07:30 WIB
Renegosiasi P3B, Kemenkeu Waspadai Praktik Treaty Shopping

Kepala Pusat Penerimaan Negara Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Rofyanto Kurniawan.

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah mewaspadai praktik penyalahgunaan perjanjian penghindaran pajak berganda (P3B) dalam bentuk treaty shopping.

Kepala Pusat Penerimaan Negara Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Rofyanto Kurniawan mengatakan potensi penyalahgunaan bisa terjadi dari perubahan P3B. Hal inilah yang kemudian menjadi perhatian Kemenkeu dalam melakukan negosiasi ulang atas P3B dengan negara lain.

“Kita ingin proses renegosiasi P3B Indonesia dengan negara lain agar bisa menghindari terjadinya treaty shopping bagi investor asing,” katanya, Jumat (7/2/2020).

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Treaty shopping merupakan suatu upaya subjek pajak yang sebenarnya tidak berhak untuk mendapatkan fasilitas P3B dari suatu negara. Namun, subjek pajak tersebut membentuk suatu perusahaan (conduit company) di negara yang mempunyai P3B tersebut untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas perpajakan yang tercantum dalam P3B negara bersangkutan.

Upaya penyalahgunaan P3B tersebut, disebut sebagai abusive karena menggunakan pasal-pasal dalam P3B yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan dibuatnya P3B. Simak Kamus Pajak ‘Memahami Arti Treaty Shopping’.

Rofyanto kemudian memberi contoh hasil renegosiasi P3B Indonesia dengan Singapura. Menurutnya, poin perubahan dalam P3B tersebut sejalan dengan dengan isi P3B Indonesia dengan negara lain di kawasan Asean.

Baca Juga:
Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

Dia menuturkan keseragaman dalam P3B menjadi perhatian utama agar tidak ada penyalahgunaan oleh pihak yang tidak berhak menggunakan fasilitas tersebut. Oleh karena itu, perubahan P3B Indonesia dengan Singapura – seperti pajak atas bunga pascarenegosiasi – sejalan dengan P3B Indonesia dengan negara lain, seperti Malaysia dan Thailand.

“Kami ingin pastikan fairness untuk pengaturan P3B yang sama dengan negara lain. Jadi, untuk P3B dengan Singapura itu inline dengan denga lain di Asean,” paparnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam amendemen P3B Indonesia dan Singapura memuat penurunan tarif pajak royalti dan branch profit tax. Tarif pajak royalti dari sebelumnya 15% diturunkan menjadi dua lapis, yaitu 10% dan 8%. Tarif branch profit tax diturunkan dari 15% menjadi 10%.

Selain itu ada penghapusan klausul most favoured nation (MFN) atau perlakuan yang sama untuk semua anggota dalam pengaturan perpajakan kontrak bagi hasil (production sharing contracts) dan kontrak karya (contract of work) terkait sektor minyak, gas, dan pertambangan. Simak artikel ‘Resmi dari DJP, Ini Pokok-Pokok Pembaruan P3B Indonesia & Singapura’. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Senin, 21 Oktober 2024 | 14:32 WIB CORETAX SYSTEM

Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

Minggu, 20 Oktober 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Hapus NPWP yang Meninggal Dunia, Hanya Bisa Disampaikan Tertulis

Minggu, 20 Oktober 2024 | 08:00 WIB CORETAX SYSTEM

Gencar Edukasi, DJP Harap Pegawai Pajak dan WP Terbiasa dengan Coretax

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja