WASHINGTON, DDTCNews – Reformasi pajak Amerika Serikat tidak hanya soal suka cita kelas pekerja karena naiknya standar upah minimum atau pemberian insentif lainnya. Dari sisi korporasi, perubahan kebijakan ini juga mempengaruhi laporan keuangan tahunan.
Selain berdampak pada perusahaan domestik, entitas bisnis skala global juga ikut terdampak perubahan kebijakan ini. British Petroleum (BP) misalnya, yang termasuk dalam perusahaan multinasional.
Penurunan pajak badan dari 35% menjadi 21% mengakibatkan penilaian kembali untuk dua instrumen pajak tangguhan yakni liabilitas pajak tangguhan (deferred tax liability) dan aset pajak tangguhan (deferred tax asset) yang jumlahnya berkisar di angka $1,5 miliar.
“Reformasi pajak AS mempengaruhi laporan laba rugi BP pada kuartal keempat tahun 2017,” sebut rilis BP dilansir Tax Notes International.
Lebih lanjut, BP menyatakan bahwa pihaknya saat ini masih mengkaji ketentuan yang kompleks dalam undang-undang AS. Pemuktahiran data pada kuartal keempat terkait perubahan tarif pajak badan ini rencananya akan dirilis pada Februari 2018.
Sebagai catatan, kinerja pendapatan BP pada sembilan pertama di tahun fiskal 2017 sebesar $64,5 juta untuk penjualan di pasar domestik AS dan dari unit pendapatan usaha lainnya. Sementara itu, korporasi mencatat pendapatan $125 juta diluar pasar Amerika Serikat.
Raksasa minyak asal Inggris itu tidak sendirian. Perusahaan dengan kapitalisasi besar seperti Capital One, JP Morgan Chase & Co dan Valeant-perusahaan farmasi asal Kanada juga membuat pengumuman serupa terkait reformasi pajak AS.
Analisis dari MarketWatch baru-baru ini merilis data pajak tangguhan baik itu liabilitas pajak tangguhan (deferred tax liability) maupun aset pajak tangguhan (deferred tax asset) untuk perusahaan dengan kapitalisasi besar. Hasilnya, entitas bisnis yang berpotensi mengambil keuntungan terbesar karena penurunan tarif pajak adalah Citigroup, General Motors, American International Group, Bank of America dan Federal Home Loan Banks.
Selanjutnnya, langkah korporasi di atas berpotensi diikuti oleh Ford Motor Company, Lockheed Martin, IBM dan Morgan Stanley. (Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.