Ilustrasi.
LONDON, DDTCNews—Raksasa teknologi seperti Google, Facebook, Apple dan Amazon dituduh mengeksploitasi pandemi virus Corona sebagai alasan untuk menghindari pajak.
Tuduhan itu muncul lantaran TechUK yang mewakili ratusan perusahaan teknologi di Inggris meminta pemerintah Inggris untuk menunda pengenaan digital service tax (DST) atau pajak digital hingga satu tahun ke depan.
Direktur Eksekutif Tax Justice Network Alex Cobham menjelaskan TechUK merupakan pelobi politik yang mewakili kepentingan perusahaan digital besar seperti Google, Facebook, Apple dan Amazon.
“Permintaan ini merupakan tindakan yang tidak tahu malu dari perusahaan teknologi,” kata Cobham Rabu (15/4/2020).
Cobham menilai permintaan relaksasi tersebut hanya akal-akalan entitas bisnis digital, terutama korporasi teknologi raksasa untuk melakukan penghindaran pajak. Terlebih, Inggris mulai menerapkan DST pada April ini.
Untuk diketahui, tarif pajak digital dipatok sebesar 2% atas pendapatan yang dihasilkan perusahaan teknologi. Negeri Ratu Elizabeth menerapkan pajak digital berdasarkan jumlah pendapatan global setahun yang lebih dari £500 juta.
Setidaknya, 30 perusahaan digital yang beroperasi di Inggris termasuk dalam kelompok bisnis yang akan terkena pungutan pajak digital. Penerapan pajak digital diprediksi akan menambah penerimaan negara sebesar £440 juta pada tahun fiskal 2023.
Sementara itu, Direktur Eksekutif TechUK Antony Walker menilai pemerintah perlu melihat kembali pungutan pajak digital. Pasalnya, pandemi Corona juga mempengaruhi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan berbasis online.
“Pemerintah harus melihat kembali pajak atas layanan digital dan memberikan lebih banyak ruang dengan penundaan pembayaran pajak selama satu tahun," imbuhnya dilansir The Week. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.