AGENDA PAJAK

Profesional DDTC Jadi Pembicara dalam Konferensi Pajak di Serbia

Redaksi DDTCNews | Sabtu, 31 Agustus 2019 | 09:00 WIB
Profesional DDTC Jadi Pembicara dalam Konferensi Pajak di Serbia

JAKARTA, DDTCNews – Beberapa negara di Eropa mengalami permasalahan penuaan populasi dan fenomena brain drain dalam beberapa dekade terakhir.

Brain drain merupakan kondisi di mana sumber daya manusia yang mumpuni justru beremigrasi ke luar negeri untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Aspek perpajakan diproyeksi dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan yang terjadi di negara-negara tersebut.

Lantas, seberapa kuat pengaruh penggunaan instrumen perpajakan dalam mengatasi persoalan yang sudah ada? Untuk mendiskusikannya, University of Belgrade Faculty of Law dan Serbian Fiscal Society mengadakan konferensi bertajuk ‘Tax Aspect of The Brain Drain’ pada 11 Oktober 2019.

Baca Juga:
Veteran dan Pensiunan Dapat Insentif, Setoran PBB Tetap Capai Target

Mayoritas pembicara atau panelis dalam konferensi tersebut jelas berasal dari beberapa negara di Eropa. Menariknya, dalam acara tersebut, ada satu panelis dari Indonesia yang juga menjadi satu-satunya perwakilan dari Asia.

Panelis tersebut adalah Partner Fiscal Research DDTC B. Bawono Kristiaji. Konferensi ini menghadirkan beberapa pakar pajak ternama seperti Profesor Prof. Yariv Brauner (Profesor Hukum di Levin College of Law dan University of Florida) dan Prof. Andres Baez Moreno (Profesor Hukum Pajak di Universidad Carlos III in Madrid, Spanyol).

Dalam konferensi tersebut, Bawono akan membawakan topik ‘Tax and Brain Drain: Justification, Design and Prospect for Large Developing Economies’. Pasalnya, brain drain merupakan isu yang kompleks di negara berkembang, terutama dengan populasi besar. Dia akan membahas sejauh mana instrumen pajak dapat memperbaiki kondisi tersebut.

Baca Juga:
Diperpanjang hingga 2030, Lahan Pertanian di Negara Ini Bebas Pajak

Acara kali ini bukan satu-satunya keterlibatan Bawono di Eropa. Pada 2015, dia terpilih sebagai pemenang CFE Albert J. Radler Medal. Penghargaan diberikan karena thesisnya menjadi thesis perpajakan terbaik se-Eropa.

Thesisnya berjudul ‘Incentive and Disincentives of Profit Shifting in Developing Countries’ tahun akademik 2014/2015 di School of Economics and Management, Tilburg University, Belanda. Hingga saat ini, dia menjadi satu-satunya mahasiswa non-Eropa yang meraih penghargaan tersebut. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 23 Desember 2024 | 17:30 WIB KABUPATEN SIDOARJO

Veteran dan Pensiunan Dapat Insentif, Setoran PBB Tetap Capai Target

Senin, 23 Desember 2024 | 12:30 WIB NATAL DAN TAHUN BARU 2025

Stok Cukup, Kementerian ESDM Siap Penuhi Kebutuhan BBM Nataru 2025

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra