PMK 157/2021

PMK Baru! Kertas Rokok Impor Kena Bea Masuk Tindakan Pengamanan

Muhamad Wildan | Selasa, 16 November 2021 | 11:15 WIB
PMK Baru! Kertas Rokok Impor Kena Bea Masuk Tindakan Pengamanan

Tampilan awal salinan Peraturan Menteri Keuangan No. 157/2021.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mengenakan bea masuk tindakan pengamanan atau safeguard atas impor kertas rokok, yakni kertas sigaret dan kertas plug wrap non-porous.

Merujuk pada bagian pertimbangan PMK 157/2021, Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) menemukan adanya ancaman serius bagi industri dalam negeri akibat lonjakan impor kertas sigaret dan kertas plug wrap non-porous.

"Terhadap impor produk kertas sigaret dan kertas plug wrap non-porous yang termasuk dalam pos tarif ex 4813.20.00, ex 4813.90.10, dan ex 4813.90.90 ... dikenakan bea masuk tindakan pengamanan," bunyi Pasal 1 PMK 157/2021, Selasa (16/11/2021).

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Untuk diketahui, yang dimaksud dengan kertas sigaret atau tobacco wrapping paper adalah jenis kertas yang digunakan untuk membungkus tembakau serta campurannya untuk dibentuk menjadi batang rokok.

Sementara itu, kertas plug wrap non-porous yang dimaksud adalah lapisan terluar filter plug rokok yang membungkus filter dengan nilai porositas maksimal 12 cm3 berdasarkan permeabilitas udara CORESTA.

Merujuk pada Pasal 2, bea masuk safeguard akan dikenakan selama 2 tahun. Pada tahun pertama, bea masuk safeguard yang dikenakan adalah senilai Rp4 juta per ton. Pada tahun kedua, tarif bea masuk safeguard ditetapkan turun menjadi Rp3,96 juta.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

"Bea masuk tindakan pengamanan ... dikenakan terhadap importasi dari semua negara, kecuali terhadap produk kertas sigaret dan kertas plug wrap non-porous yang diproduksi dari negara sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan menteri ini," bunyi Pasal 3 PMK 157/2021.

PMK 157/2021 telah diundangkan pada 9 November 2021 dan ditetapkan berlaku setelah 21 hari terhitung sejak tanggal diundangkan. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN