INGGRIS

Perdana Menteri Ini Ingin Ada Pajak Minuman Kemasan

Redaksi DDTCNews | Rabu, 10 Januari 2018 | 10:05 WIB
Perdana Menteri Ini Ingin Ada Pajak Minuman Kemasan

LONDON, DDTCNews – Perdana Menteri Inggris Theresa May tengah mempertimbangkan penerapan pajak atas pembelian air dalam kemasan yang menggunakan plastik. Langkah ini bagian dari rencana pemerintah untuk mengatasi krisis limbah plastik.

“Pembeli bisa dipaksa untuk membayar pajak sebesar £5 (Rp90.000) untuk pembelian satu botol plastik minuman sekali pakai,” kata Theresa May, Minggu (7/1).

Menurutnya, rencana pengenaan pajak ini menyasar produk botol plastik seperti botol air minum dalam kemasan dan minuman ringan lainnya. Wacana kebijakan ini tidak lain untuk mengubah perilaku konsumsi masyarakat Inggris.

Baca Juga:
Pembukuan Pakai Bahasa Inggris, WP Kini Bisa Beri Tahu via Kring Pajak

“Orang sering kali memikirkan masalah lingkungan dan bertanya-tanya apakah pemerintah dapat mempengaruhi hal tersebut,” ungkap PM Inggris tersebut.

Sebelumnya, pada tahun 2015 Inggris juga sudah menerapkan pajak untuk penggunaan kantong plastik dan jumlahnya pun sama sebesar £5 untuk setiap kantong plastik. Hasilnya pun tergolong sukses untuk menekan penggunaan kantong plastik dalam gaya hidup masyarakat Inggris.

“Jika anda hanya melihat satu hal yang telah kami lakukan pada tahun 2015 dengan biaya £5 untuk penggunaan kantong plastik. Sebenarnya saat ini kita mengurangi penggunaan kantong plastik hingga 9 miliar kantong plastik,” papar May dilansir telegraph.co.uk.

Baca Juga:
Apa Itu Pajak Kertas Dinding (Wallpaper Tax)?

Perubahan perilaku tersebut dikonfirmasi dengan data yang dirilis oleh Tesco, perusahaan ritel di Inggris. Data itu menyebutkan bahwa penerapan pajak untuk penggunaan kantong plastik membuat masyarakat beralih dengan kantong belanja yang ramah lingkungan.

Selain pengenaan pajak botol plastik, upaya pelestarian lingkungan hidup lainnya masuk rencana pemerintah. Gelontoran dana sebesar £5,7 juta untuk perluasan hutan nasional yang membentang sejauh 120 mil atau 193 km dari Bradford, Leeds hingga ke Manchaster dan berakhir di Liverpool.(Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pembukuan Pakai Bahasa Inggris, WP Kini Bisa Beri Tahu via Kring Pajak

Jumat, 09 Agustus 2024 | 16:00 WIB KAMUS PAJAK

Apa Itu Pajak Kertas Dinding (Wallpaper Tax)?

Selasa, 28 Mei 2024 | 10:30 WIB SEJARAH PAJAK DUNIA

Menurut Sejarah, Pajak Ternyata Punya Kaitan Erat dengan Pemberontakan

BERITA PILIHAN
Rabu, 23 Oktober 2024 | 09:19 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Kementerian Keuangan Kini di Bawah Langsung Presiden Prabowo

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB