EDUKASI PAJAK

Peran Tax Center Perlu Diperluas, Ini Alasannya

Nora Galuh Candra Asmarani | Selasa, 20 Oktober 2020 | 11:51 WIB
Peran Tax Center Perlu Diperluas, Ini Alasannya

Ketua Asosiasi Tax Center Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (Atpetsi) sekaligus Managing Partner DDTC Darussalam saat memaparkan materi dalam seminar bertajuk Tax Center Kuat, Pajak Kuat, Indonesia Maju, Selasa (20/10/2020). (tangkapan layar Zoom)

JAKARTA, DDTCNews – Peran tax center sebagai pihak ketiga, yang menjembatani kepentingan antara Ditjen Pajak (DJP) dan wajib pajak, perlu diperluas.

Ketua Asosiasi Tax Center Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (Atpetsi) sekaligus Managing Partner DDTC Darussalam mengatakan tax center menjadi pihak ketiga yang paling ideal dalam mewadahi kepentingan yang saling tarik-menarik antara otoritas pajak dan wajib pajak.

“Perguruan tinggi merupakan pihak ketiga yang paling ideal. Dalam konteks ini, tax center sebagai sub atau unit dari perguruan tinggi. Harapan kita semua, bagaimana tax center bisa menjadi pihak di tengah-tengah antara kepentingan otoritas pajak dan wajib pajak,” ungkapnya dalam seminar bertajuk Tax Center Kuat, Pajak Kuat, Indonesia Maju, Selasa (20/10/2020).

Baca Juga:
Wah! DJP Lagi Siap-Siap Kirim Email Blast ke WP Soal Lapor SPT Tahunan

Sebagai pihak ketiga yang paling ideal, sambung Darussalam, peran tax center perlu direvitalisasi agar lebih luas. Saat ini, sambungnya, ada sebanyak 306 anggota yang terdaftar di Atpetsi. Menurutnya, jumlah tax center yang banyak dapat menjadi potensi yang luar biasa jika ada perluasan peranan.

Atpetsi, lanjutnya, telah menjalin kesepakatan bersama dengan DJP. Melalui kesepakatan tersebut, DJP dan tax center diharapkan dapat bersinergi dalam memberikan edukasi, inklusi, sosialisasi, dan pelatihan pajak, riset bersama berbasis kewilayahan, dan revitalisasi kurikulum pajak.

Darussalam menjelaskan riset berbasis kewilayahan perlu dilakukan karena setiap wilayah memiliki potensi ekonomi dan pajak yang berbeda. Oleh karenanya, diharapkan setiap tax center bisa memetakan pola perilaku wajib pajak serta potensi ekonomi dan pajak dari sisi subjek dan objek pajak di setiap wilayah.

Baca Juga:
Akun WP Badan Tak Bisa Terbitkan Bupot, Harus Lewat PIC Coretax

Adapun revitalisasi kurikulum pajak juga diperlukan. Darussalam menyatakan peran tax center dalam memberikan edukasi juga sangat krusial. Pasalnya, edukasi pajak sangat penting untuk membangun kepercayaan wajib pajak sekaligus mendorong partisipasi publik.

“DJP tidak bisa dibiarkan sendirian. Harus ada pihak ketiga yang ikut menjembatani. Namun, tax center perlu terus mengembangkan diri dan meng-update ilmu pajak berbasis kurikulum baru agar lebih efektif dan lebih bisa menjalankan perannya sebagai pihak ketiga yang paling ideal,” ujar Darussalam

Edukasi pajak, lanjut Darussalam, salah satunya dapat dilakukan melalui inklusi pajak untuk segala rentang usia bahkan sejak dini. Oleh karena itu, media penyalur informasi pajak perlu dibuat lebih kreatif agar mudah dipahami, seperti dalam bentuk komik, kartun, dan karikatur.

Baca Juga:
Tak Kunjung Dapat Kode Verifikasi DJP Online, WP Datangi Kantor Pajak

Darussalam menambahkan kurikulum pajak perguruan tinggi di Indonesia juga perlu di redesain dengan mengubah paradigma. Ia mengusulkan 4 hal yang dibutuhkan untuk meredesain kurikulum pajak. Pertama, mempelajari pajak sebagai multi disiplin ilmu.

Kedua, mempelajari pajak dengan perbandingan di negara lain. Ketiga, mempelajari pajak dengan studi kasus. Keempat, meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga pengajar pajak yang berasal dari luar otoritas pajak. Simak artikel ‘Redesain Kurikulum Pajak, Pakar: Perlu Perubahan Paradigma’.

Sebagai informasi kembali, seminar pembinaan tax center ini diselenggarakan secara virtual oleh Kanwil DJP Jawa Barat II. Seminar secara virtual ini diikuti oleh perwakilan dari 12 tax center yang berada di bawah naungan Kanwil DJP Jawa Barat II. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

20 Oktober 2020 | 13:22 WIB

meningkatnya kualitas edukasi pajak berarti dapat meningkatkan literasi Wajib Pajak sehingga pada sistem SAS akan timbul voluntary tax compliance dmn akan menjamin penerimaan pajak yang sustainable di masa yang akan datang

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 08 Februari 2025 | 11:30 WIB KEPATUHAN PAJAK

Wah! DJP Lagi Siap-Siap Kirim Email Blast ke WP Soal Lapor SPT Tahunan

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:30 WIB CORETAX DJP

Akun WP Badan Tak Bisa Terbitkan Bupot, Harus Lewat PIC Coretax

Jumat, 07 Februari 2025 | 12:30 WIB KP2KP MUKOMUKO

Tak Kunjung Dapat Kode Verifikasi DJP Online, WP Datangi Kantor Pajak

Jumat, 07 Februari 2025 | 11:15 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Daftar Role Akses pada Coretax DJP

BERITA PILIHAN
Sabtu, 08 Februari 2025 | 16:00 WIB KP2KP ENREKANG

NPWP Jadi Syarat Melamar Kerja, Kantor Pajak Dipadati Pencari Kerja

Sabtu, 08 Februari 2025 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Jenis-Jenis SPT Tahunan PPh Orang Pribadi yang Harus Kamu Tahu!

Sabtu, 08 Februari 2025 | 14:49 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Prabowo Siapkan Strategi Pengembangan Industri Mobil Listrik di RI

Sabtu, 08 Februari 2025 | 14:33 WIB KOTA YOGYAKARTA

Pemkot Jogja Mulai Bagikan SPPT PBB, Targetnya Rp130 Miliar

Sabtu, 08 Februari 2025 | 14:21 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jangan Lupa! Beli Elpiji 3 kg di Subpangkalan Harus Tunjukkan KTP

Sabtu, 08 Februari 2025 | 13:30 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Gugatan Pajak Akibat Penyitaan Rumah Orang Tua

Sabtu, 08 Februari 2025 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Rumah Ditanggung Negara, Pemerintah Perhatikan Sektor Perumahan

Sabtu, 08 Februari 2025 | 11:30 WIB KEPATUHAN PAJAK

Wah! DJP Lagi Siap-Siap Kirim Email Blast ke WP Soal Lapor SPT Tahunan

Sabtu, 08 Februari 2025 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Mekanisme Pemungutan Pajak Hasil Bumi Kerajaan Majapahit