PAKISTAN

Pengusaha Protes Panel Surya Impor Kena Pajak Tambahan

Redaksi DDTCNews | Minggu, 30 Januari 2022 | 16:00 WIB
Pengusaha Protes Panel Surya Impor Kena Pajak Tambahan

Ilustrasi. Panel surya terpasang pada atap area parkir kendaraan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.

ISLAMABAD, DDTCNews – Rencana Pemerintah Pakistan untuk memungut pajak penjualan atas panel surya impor sebesar 17% mendapatkan penolakan dari pelaku usaha lantaran dapat mengganggu promosi penggunaan sumber energi yang ramah lingkungan.

Presiden Lahore Chambers of Commerce and Industry (LCCI) Mian Noman Kabir mengatakan pengenaan pajak penjualan sebesar 17% atas impor panel surya tersebut akan memperberat peralihan penggunaan energi alternatif di Pakistan.

“Importir kini harus membayar bea masuk 16%, pajak penjualan 17%, pajak penjualan tambahan 3%, pajak penghasilan 11% dan bea masuk tambahan 4% di Pelabuhan,” katanya seperti dilansir Pakistantoday.com, Selasa (25/01/2022).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Sementara itu, Mantan Ketua Asosiasi Tenaga Surya Pakistan Nouman Khan menilai pajak penjualan 17% akan membuat harga jual panel surya makin mahal. Hal ini pada akhirnya akan memberatkan masyarakat sebagai konsumen karena akan dibebani dengan pajak tersebut.

“Dengan pajak penjualan 17%, beban pajak impor panel surya kini bisa sekitar 51%. Tentu, harga panel surya bakal naik lebih tinggi dari 51%,” tuturnya.

Tingginya tarif pajak panel surya impor tersebut juga telah dikonfirmasi oleh pejabat di Otoritas Pajak Pakistan (Federal Board of Revenue/FBR). Selain pengenaan pajak penjualan sebesar 17%, importir juga bakal dibebani pungutan lainnya atas impor panel surya.

Untuk diketahui, Pakistan saat ini sedang mengalami krisis energi. Meski demikian, pemerintah justru menaikan tarif pajak berbagai energi tersebut yang membebani masyarakat sehingga memicu protes masyarakat pemerintahan Imran Khan. (rizki/rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN