Akses DDTC News lebih mudah karena semua informasi pajak sekarang ada dalam genggaman Anda.
Akses DDTC News lebih mudah karena semua informasi pajak sekarang ada dalam genggaman Anda.
With less than a month to go before the European Union enacts new consumer privacy laws for its citizens, companies around the world are updating their terms of service agreements to comply.
The European Union’s General Data Protection Regulation (G.D.P.R.) goes into effect on May 25 and is meant to ensure a common set of data rights in the European Union. It requires organizations to notify users as soon as possible of high-risk data breaches that could personally affect them.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani.
JAKARTA, DDTCNews - Pelaku usaha sudah bersiap dengan tren perlambatan ekonomi global. Sektor domestik harus diperkuat untuk hadapi tantangan tersebut.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang terus dipangkas menjadi tantangan tersendiri. Ketahanan nasional menurutnya menjadi faktor penentu kinerja perekonomian ke depannya.
"IMF pangkas proyeksi pertumbuhan tentu saja tantangan bagi Indonesia, tapi kita ini sudah cukup resilient menghadapi itu," katanya dalam acara Kongkow Bisnis Pas FM, Rabu (10/4/2019).
Lebih lanjut, Shinta menekankan untuk memperkuat perekonomian domestik ditengah ekonomi global yang tengah menurun. Oleh karena itu, penting untuk menjaga ekonomi tetap tumbuh melalui akselarasi konsumsi dan perbaikan kinerja investasi.
Menurutnya modal menghadapi gejolak ekonomi tahun lalu menjadi pijakan kokoh bagi perumusan kebijakan fiskal dan moneter tahun ini. Dengan demikian, stabilitas makro dapat dijangkarkan dan menjaga pertumbuhan ekonomi di tahun politik.
"Ya, pengaruh (ke perekonomian) pasti ada. Tapi kita sudah siap. Dan kita bisa resilient menghadapi itu," paparnya.
Seperti diketahui, IMF memproyeksikan ekonomi global hanya tumbuh 3,3% tahun ini. Ini merupakan pertumbuhan paling lambat sejak 2016. Perkiraan itu memotong 0,2 poin asumsi lembaga moneter terkait pertumbuhan ekonomi dunia di awal tahun yang berada di angka 3,6%. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.