KP2KP SINJAI

Penghasilan Pensiunan di Bawah PTKP, Bisa Ajukan NPWP Non-Efektif

Redaksi DDTCNews | Rabu, 31 Juli 2024 | 11:30 WIB
Penghasilan Pensiunan di Bawah PTKP, Bisa Ajukan NPWP Non-Efektif

Ilustrasi.

SINJAI, DDTCNews - Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Sinjai memberikan pelayanan kepada pensiunan yang mengajukan permohonan non-efektif NPWP di loket Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) KP2KP Sinjai pada 3 Juli 2024.

Petugas pajak dari KP2KP Sinjai Arfian mengatakan permohonan non-efektif NPWP diatur dalam Peraturan Dirjen Pajak No. PER-04/PJ/2020 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Administrasi NPWP, Sertifikat Elekronik, dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

“Permohonan non-efektif (NE) dapat dilakukan jika wajib pajak tidak lagi menerima penghasilan atau apabila sudah pensiun di mana penghasilan pensiunnya kurang dari Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP),” katanya dikutip dari situs web DJP, Rabu (31/7/2024).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selain itu, lanjut Arfian, wajib pajak bersangkutan juga harus menyelesaikan terlebih dahulu semua kewajiban perpajakan pada tahun sebelumnya. Jika sudah memenuhi syarat, wajib pajak bisa mengisi formulir NE dan melampirkan SK Pensiun dan fotokopi KTP.

Setelah mengisi formulir dengan benar dan lengkap, petugas pajak membantu wajib pajak untuk memindai berkas permohonan NE tersebut dan mengirimkan filenya ke email layanan KPP Pratama Bulukumba yaitu [email protected].

Arfian menyampaikan bahwa penyelesaian permohonan NE wajib pajak akan diproses oleh KPP paling lama 5 hari kerja. Jika sudah selesai diproses, surat pemberitahuan NE akan dikirim ke alamat wajib pajak.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Sementara itu, Hasniah selaku pemohon yang mengajukan permohonan non-efektif mengaku dirinya sudah pensiun sejak Mei 2024. Dia juga menyatakan bahwa penghasilan yang diterimanya selama pensiun kurang dari Rp4,5 juta per bulan.

“Saya juga tidak kawin dan tidak ada tanggungan (TK/0), serta sudah melaporkan SPT Tahunan terakhir yaitu tahun pajak 2023 pada Januari 2024,” tuturnya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja