Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (foto: kemenkeu)
JAKARTA, DDTCNews—Kementerian Keuangan mencatat penerimaan bea sepanjang Januari 2020 turun 15% menjadi Rp2,9 triliun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,4 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan China adalah salah satu pasar terbesar ekspor impor Indonesia. Namun saat ini, ekonomi China sedang terganggu isu virus Corona, sehingga berdampak terhadap aktivitas ekspor impor mereka.
Alhasil, terganggunya geliat perdagangan Indonesia-China membuat penerimaan bea menjadi seret. Sepanjang Januari, bea masuk turun 9% menjadi Rp2,81 triliun dan c
"(Penerimaan bea masuk) ini sesuai dengan impor kita yang terkontraksi karena Coronavirus, menjadi negative growth di bulan Januari. Bea keluar juga kontraksi," katanya di Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Selain virus Corona, lanjut Sri Mulyani, ada penyebab lainnya yang membuat penerimaan bea seret yaitu pelarangan ekspor mineral mentah nikel. Alhasil, kontraksi penerimaan bea menjadi sulit untuk dihindari.
Namun demikian, realisasi penerimaan bea bisa ditutupi oleh penerimaan cukai. Sepanjang Januari, penerimaan cukai melesat 213% menjadi Rp1,52 triliun. Dengan demikian, total penerimaan bea dan cukai menjadi Rp4,4 triliun, atau tumbuh 14%.
Selain bea, penerimaan negara dari impor lainnya juga ikut berkontraksi. PPN impor misal, turun 12% menjadi Rp11,65 triliun. Kemudian, PPh pasal 22 impor turun 7,43% menjadi Rp4,5 triliun.
Menariknya, pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) impor justru tumbuh 2% menjadi Rp112,7 triliun.
Sri Mulyani menambahkan pemerintah akan terus mewaspadai dampak Corona terhadap ekonomi nasional hingga beberapa bulan ke depan, termasuk perkembangan ekonomi China selaku negara terbesar ke-2 di dunia setelah AS. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.