PENERIMAAN NEGARA

Pendapatan Negara Membaik, Sri Mulyani: Tak Murni Karena Komoditas

Dian Kurniati | Rabu, 16 Maret 2022 | 15:00 WIB
Pendapatan Negara Membaik, Sri Mulyani: Tak Murni Karena Komoditas

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberikan paparan dalam acara webinar Fitch on Indonesia 2022: Exit Strategy after the Pandemic, Rabu (16/3/2022).

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan kenaikan harga komoditas bukanlah faktor tunggal perbaikan kinerja pendapatan negara di Indonesia.

Sri Mulyani mengatakan realisasi pendapatan pada Januari 2022 mencatatkan pertumbuhan hingga 54,9%. Menurutnya, pertumbuhan tersebut terjadi karena ekonomi telah pulih dengan kuat dengan didukung naiknya harga berbagai komoditas global.

"Ada faktor komoditas, tetapi ini tidak murni karena komoditas. Kami juga melihat pemulihan yang kuat pada penerimaan pajak penghasilan badan dan pajak pertambahan nilai," katanya dalam webinar Fitch on Indonesia 2022: Exit Strategy after the Pandemic, Rabu (16/3/2022).

Baca Juga:
Tersangka Penggelapan PPN Mengaku Kapok Setelah Bayar Denda 300 Persen

Sri Mulyani menuturkan penerimaan pajak penghasilan (PPh) badan menggambarkan kegiatan bisnis di Indonesia makin pulih dari pandemi Covid-19. Ketika berbagai kegiatan usaha telah normal, mereka juga kembali menjalankan kewajibannya membayar PPh badan.

Sementara itu, pertumbuhan PPN lebih menggambarkan perbaikan dari sisi daya beli masyarakat. Jenis pajak ini sempat mengalami kontraksi ketika terjadi pembatasan mobilitas dan perubahan pola konsumsi masyarakat yang memilih untuk menahan belanja.

Sebelumnya, Sri Mulyani sempat memaparkan penerimaan PPh badan dan PPN pada Januari 2022 tumbuh masing-masing 352% dan 45,86%. Secara umum, penerimaan pajak pada bulan tersebut naik 59,39%.

Baca Juga:
Juni 2024: NPWP Cabang Digantikan NITKU, Pengawasan Diperkuat ke HWI

Sri Mulyani berharap dampak positif dari kenaikan harga komoditas global terhadap penerimaan negara akan berlanjut. Menurutnya, penerimaan yang tinggi akan sangat membantu APBN mencapai konsolidasi fiskal.

"Kami berharap dalam hal ini penerimaan yang lebih besar sejalan dengan kenaikan harga-harga komoditas," ujarnya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 28 Desember 2024 | 15:30 WIB KANWIL DJP JAKARTA BARAT

Tersangka Penggelapan PPN Mengaku Kapok Setelah Bayar Denda 300 Persen

Sabtu, 28 Desember 2024 | 15:00 WIB KILAS BALIK 2024

Juni 2024: NPWP Cabang Digantikan NITKU, Pengawasan Diperkuat ke HWI

Sabtu, 28 Desember 2024 | 12:07 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Hitung Hari sebelum Coretax Resmi Berlaku, PKP Perlu Bikin Sertel Baru

BERITA PILIHAN
Sabtu, 28 Desember 2024 | 15:30 WIB KANWIL DJP JAKARTA BARAT

Tersangka Penggelapan PPN Mengaku Kapok Setelah Bayar Denda 300 Persen

Sabtu, 28 Desember 2024 | 15:00 WIB KILAS BALIK 2024

Juni 2024: NPWP Cabang Digantikan NITKU, Pengawasan Diperkuat ke HWI

Sabtu, 28 Desember 2024 | 13:30 WIB ASET KRIPTO

Pengawasan Aset Kripto Resmi Beralih ke OJK Januari 2025

Sabtu, 28 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Pemerintah Bebaskan Bea Masuk Barang Keperluan Proyek Pemerintah

Sabtu, 28 Desember 2024 | 12:07 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Hitung Hari sebelum Coretax Resmi Berlaku, PKP Perlu Bikin Sertel Baru

Sabtu, 28 Desember 2024 | 12:00 WIB PERATURAN KEPABEANAN

Aturan Baru terkait Pembukuan di Bidang Bea dan Cukai, Unduh di Sini

Sabtu, 28 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Hal-Hal yang Perlu WP OP Siapkan Sebelum Lapor SPT Tahunan