RAPBN 2018

Pemerintah Usulkan Perubahan Indikator Ekonomi Makro 2018

Redaksi DDTCNews | Kamis, 05 Oktober 2017 | 16:15 WIB
Pemerintah Usulkan Perubahan Indikator Ekonomi Makro 2018

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah mengubah asumsi dasar ekonomi makro 2018 dalam RAPBN 2018. Perubahan itu terkait tingkat bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan serta nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan tingkat bunga SPN 3 bulan dan nilai tukar rupiah terhadap USD kembali disesuaikan terhadap APBNP 2017. Sementara, indikator lainnya masih sesuai dengan angka yang telah dipatok sebelumnya dalam RAPBN 2018.

“Tingkat bunga SPN 3 bulan pada awalnya sebesar 5,3% dalam RAPBN 2018 menjadi 5,2% sesuai APBNP 2017. Lalu nilai tukar rupiah terhadap USD pada awalnya sekitar Rp13.500 per USD menjadi Rp13.400 per USD sesuai APBNP 2017,” ujarnya di Gedung DPR RI Jakarta, Rabu (4/10).

Baca Juga:
Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Di samping itu, indikator ekonomi makro lainnya seperti pertumbuhan ekonomi nasional berdasarkan year on year (YoY) dalam RAPBN 2018 meningkat 0,2% dibandingkan APBNP 2017 menjadi 5,4%. Lalu inflasi dalam RAPBN 2018 yang sekitar 3,5% dipatok lebih rendah dibanding APBNP 2017 berkisar 4,3%.

Kemudian pemerintah masih menetapkan asumsi harga minyak mentah indonesia dalam RAPBN 2018 seharga US$48 per barel atau setara dengan angka yang dipatok dalam APBNP 2017.

Adapun lifting minyak dipatok sebanyak 800 ribu barel per hari dalam RAPBN 2018, lebih rendah dibanding APBNP 2017 sekitar 815 ribu barel per hari. Meski ada perubahan dibanding APBNP 2017, pemerintah tidak merevisi lifting minyak melalui postur sementara RAPBN 2018.

Baca Juga:
Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran

Selain itu, pemerintah masih mematok lifting gas sekitar 1.200 ribu barel setara minyak per hari dalam RAPBN 2018 atau lebih tinggi 50 ribu barel dibandingkan dengan APBNP 2017 yang hanya 1.150 ribu barel setara minyak per hari.

“Maka, cost recovery dalam postur sementara RAPBN 2018 menjadi sebesar US$10 miliar atau lebih rendah US$0,7 miliar dibanding angka sebelumnya yang setara US$10,7 miliar,” pungkasnya.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 09:30 WIB KABINET MERAH PUTIH

Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:15 WIB KABINET MERAH PUTIH

Anggito: Belum Ada Pembagian Tugas yang Formal Antar Wamenkeu

Senin, 21 Oktober 2024 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Wajah-Wajah Lama Masih Isi Tim Ekonomi Prabowo-Gibran

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN