KPP PRATAMA SINGKAWANG

Pedagang Emas Perhiasan Ramai-Ramai ke Kantor Pajak, Ada Apa?

Redaksi DDTCNews | Senin, 23 Mei 2022 | 16:30 WIB
Pedagang Emas Perhiasan Ramai-Ramai ke Kantor Pajak, Ada Apa?

Ilustrasi.

SINGKAWANG, DDTCNews - Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang merupakan pedagang emas dan barang perhiasan di Kota Singkawang ramai-ramai berkunjung ke KPP Pratama Singkawang pada 10 Mei 2022.

“PKP emas dan perhiasan ini datang untuk meminta sertifikat elektronik karena pelaporan SPT Masa PPN kini hanya bisa melalui e-faktur, tidak lagi menggunakan e-SPT PPN 1111DM,” kata Asisten Penyuluh Pajak KPP Pratama Singkawang Yuda Yusdiman, dikutip pada Senin (23/5/2022).

Sementara itu, pegawai KPP Pratama Singkawang Eleonora Hanindita menuturkan rata-rata persoalan yang dialami PKP emas dan perhiasan ke kantor pajak pada 10 Mei 2022 tersebut ialah aktivasi akun PKP yang sudah kedaluwarsa.

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Dia menjelaskan akun PKP emas dan perhiasan sudah kedaluwarsa karena lebih dari tiga bulan PKP bersangkutan tidak mengajukan permohonan, baik aktivasi akun PKP maupun sertifikat elektronik, kepada otoritas pajak.

Untuk kasus tersebut, status PKP akan dicabut dan kemudian dikukuhkan kembali. Wajib pajak perlu mengisi formulir pencabutan PKP, pengukuhan PKP, aktivasi akun PKP, dan permintaan sertifikat elektronik serta melampirkan fotokopi KTP dan NPWP bagi WP orang pribadi.

“Jika permohonan aktivasi akun PKP masih bisa direkam maka PKP tidak perlu dicabut. Wajib pajak hanya perlu menunggu untuk di-visit baru kemudian bisa mengambil sertifikat elektronik,” jelas Eleonora seperti dikutip dari laman resmi DJP.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Tambahan informasi, PKP adalah pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak dan/atau penyerahan jasa kena pajak yang dikenakan pajak berdasarkan UU No. 8/1984 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU No. 42/2009.

Pengusaha diwajibkan melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP apabila melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam daerah pabean dan/atau melakukan ekspor BKP, JKP, dan/atau ekspor BKP tidak berwujud. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja