PER-11/PJ/2022

Pasal 6 ayat (6) PER-11/2022 Tak Berlaku Bila PKP Pembeli Ada di KPBPB

Muhamad Wildan | Rabu, 24 Agustus 2022 | 13:30 WIB
Pasal 6 ayat (6) PER-11/2022 Tak Berlaku Bila PKP Pembeli Ada di KPBPB

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Ketentuan Pasal 6 ayat (6) PER-11/PJ/2022 tentang faktur pajak tidak berlaku bila barang kena pajak (BKP)/jasa kena pajak (JKP) diserahkan ke pengusaha kena pajak (PKP) pembeli yang berlokasi di kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas (KPBPB).

Perlu dipahami, KPBPB tidak termasuk tempat yang dapat dipusatkan berdasarkan PER-07/PJ/2020 s.t.d.d. PER-05/PJ/2021 sehingga nama, NPWP, dan alamat yang dicantumkan dalam faktur pajak adalah nama, NPWP, dan alamat PKP pembeli di KPBPB.

"Jika penerima BKP/JKP berada di KPBPB maka nama, NPWP, dan alamat faktur pajak diisi dengan data penerima BKP/JKP di kawasan bebas," tulis @kring_pajak menjawab pertanyaan wajib pajak, dikutip Rabu (24/8/2022).

Baca Juga:
Upload Faktur via Coretax Mandek di Signing In Progress, Harus Gimana?

Ketentuan Pasal 6 ayat (6) PER-11/PJ/2022 berlaku bila PKP pembeli melakukan pemusatan PPN di KPP BKM tapi BKP/JKP diserahkan ke kawasan tertentu yang mendapatkan fasilitas PPN tidak dipungut dan penyerahannya mendapatkan fasilitas PPN tidak dipungut.

Perlu diketahui, yang dimaksud dengan KPP BKM adalah KPP pada Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, KPP pada Kanwil DJP Jakarta Khusus, dan KPP Madya. Pemusatan pada KPP BKM dilakukan berdasarkan PER-07/PJ/2020 s.t.d.d PER-05/PJ/2021.

Adapun kawasan tertentu yang dimaksud adalah tempat penimbunan berikat, KEK, dan kawasan lain yang sejenis yang mendapatkan fasilitas PPN tidak dipungut selain KPBPB.

Baca Juga:
Tak Ada Nama/Alamat di Cetakan FP Coretax, DJP Tidak Kenakan Sanksi

Bila kriteria di atas terpenuhi, maka nama dan NPWP yang dicantumkan adalah nama dan NPWP pusat, sedangkan alamat yang dicantumkan dalam faktur pajak adalah alamat cabang yang terletak di kawasan tertentu tersebut.

Seluruh ketentuan dalam PER-11/PJ/2022 mulai berlaku pada 1 September 2022. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 14 Januari 2025 | 19:00 WIB CORETAX SYSTEM

Upload Faktur via Coretax Mandek di Signing In Progress, Harus Gimana?

Selasa, 14 Januari 2025 | 16:30 WIB CORETAX SYSTEM

Tak Ada Nama/Alamat di Cetakan FP Coretax, DJP Tidak Kenakan Sanksi

Selasa, 14 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kemendag Minta Relaksasi Pemungutan PPN untuk BUMN Pangan

BERITA PILIHAN
Selasa, 14 Januari 2025 | 19:00 WIB CORETAX SYSTEM

Upload Faktur via Coretax Mandek di Signing In Progress, Harus Gimana?

Selasa, 14 Januari 2025 | 17:45 WIB CORETAX SYSTEM

Kendala Coretax Terus Diperbaiki, Luhut: Perlahan Bakal Berjalan Baik

Selasa, 14 Januari 2025 | 17:30 WIB KABUPATEN JOMBANG

Sebar Ratusan Ribu SPPT, Pemda Bidik Setoran PBB Tembus Rp60 Miliar

Selasa, 14 Januari 2025 | 17:00 WIB PMK 103/2024

BMAD atas Produk Canai Lantaian dari 7 Negara Ini Diperpanjang

Selasa, 14 Januari 2025 | 16:30 WIB CORETAX SYSTEM

Tak Ada Nama/Alamat di Cetakan FP Coretax, DJP Tidak Kenakan Sanksi

Selasa, 14 Januari 2025 | 16:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Sederet Tantangan DJBC Kumpulkan Penerimaan di 2025, Ada Downtrading

Selasa, 14 Januari 2025 | 15:30 WIB PMK 115/2024

Siapa Saja Penanggung Utang Kepabeanan dan Cukai di Suatu Badan?

Selasa, 14 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kemendag Minta Relaksasi Pemungutan PPN untuk BUMN Pangan