KOREA SELATAN

Pajak Merosot, Defisit Anggaran Melambung US$93 Miliar

Muhamad Wildan | Minggu, 16 Agustus 2020 | 12:01 WIB
Pajak Merosot, Defisit Anggaran Melambung US$93 Miliar

Salah satu jalan di Seoul Korea Selatan. (Foto: Diego Mariottini/shutterstock.com/roadaffair.com)

SEOUL, DDTCNews - Akibat pandemi Covid-19, defisit fiskal Korea Selatan per semester I/2020 tercatat KRW110,5 triliun atau setara dengan US$93,2 miliar. Hal ini tidak terlepas dari belanja yang meningkat dan penerimaan pajak yang merosot seperti yang terjadi di negara-negara lain.

Berdasarkan laporan Kementerian Keuangan Korea Selatan, total belanja negara per semester I/2020 meningkat dari KRW31,4 triliun pada tahun lalu menjadi KRW316 triliun pada tahun ini.

Lonjakan yang amat tinggi ini terutama disebabkan oleh diluncurkannya tiga paket belanja penanganan dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang mencapai KRW60 triliun.

Baca Juga:
Wakil Ketua Banggar DPR: Tax Amnesty Bisa Perkuat Likuiditas Nasional

"Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan dana untuk bantuan kebencanaan, dana untuk pencegahan PHK, dan pemberian manfaat bagi angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan di tengah pandemi Covid-19," tulis pulsenews.co.kr seperti dikutip Kamis (13/8/2020).

Penerimaan pajak dan nonpajak tercatat merosot KRW20,1 triliun. Hingga semester I/2020, total penerimaan negara yang terkumpul adalah KRW226 triliun. Adapun total penerimaan pajak sendiri merosot dari KRW156,2 triliun menjadi KRW132,9 triliun.

Apabila total penerimaan negara tahun ini tidak turut memperhitungkan penerimaan dari pembayaran jaminan sosial seperti dana pensiun dan asuransi ketenagakerjaan, total defisit fiskal pada semester I/2020 tercatat KRW110,5 triliun.

Baca Juga:
Sri Mulyani Ungkap APBN Defisit Rp309,2 Triliun hingga Oktober 2024

Dengan ini, total utang pemerintah hingga semester I/2020 tercatat mencapai KRW761,1 triliun. Rasio utang pemerintah terhadap PDB pada akhir 2020 diproyeksikan bakal mencapai 43,5%.

Meski demikian, pemerintah tetap mempertimbangkan untuk terus meningkatkan belanja dalam rangka menggelontorkan dana pemulihan akibat bencana disebabkan oleh musim hujan terparah dalam satu dekade terakhir di Korea Selatan.

Partai petahana yakni Democratic Party telah berkomitmen untuk segera membahas kebijakan yang dapat dilakukan untuk menangani bencana di tengah pandemi Covid-19 ini.

Mau tidak mau, defisit fiskal Korea Selatan akan meningkat lebih tinggi lagi dan mencapai rekor baru kecuali bila gelombang pandemi Covid-19 bisa berhenti terlebih dahulu. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 01 Desember 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Wakil Ketua Banggar DPR: Tax Amnesty Bisa Perkuat Likuiditas Nasional

Selasa, 08 Oktober 2024 | 17:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

RI Kenakan Lagi BMAD Produk Canai Lantaian Asal China, Korea, Taiwan

BERITA PILIHAN
Sabtu, 28 Desember 2024 | 15:30 WIB KANWIL DJP JAKARTA BARAT

Tersangka Penggelapan PPN Mengaku Kapok Setelah Bayar Denda 300 Persen

Sabtu, 28 Desember 2024 | 15:00 WIB KILAS BALIK 2024

Juni 2024: NPWP Cabang Digantikan NITKU, Pengawasan Diperkuat ke HWI

Sabtu, 28 Desember 2024 | 13:30 WIB ASET KRIPTO

Pengawasan Aset Kripto Resmi Beralih ke OJK Januari 2025

Sabtu, 28 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Pemerintah Bebaskan Bea Masuk Barang Keperluan Proyek Pemerintah

Sabtu, 28 Desember 2024 | 12:07 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Hitung Hari sebelum Coretax Resmi Berlaku, PKP Perlu Bikin Sertel Baru

Sabtu, 28 Desember 2024 | 12:00 WIB PERATURAN KEPABEANAN

Aturan Baru terkait Pembukuan di Bidang Bea dan Cukai, Unduh di Sini

Sabtu, 28 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Hal-Hal yang Perlu WP OP Siapkan Sebelum Lapor SPT Tahunan