MEKSIKO

Pajak Makanan Cepat Saji Diusulkan Naik, Ini Kata Presiden

Nora Galuh Candra Asmarani | Selasa, 08 September 2020 | 13:46 WIB
Pajak Makanan Cepat Saji Diusulkan Naik, Ini Kata Presiden

Ilustrasi. (DDTCNews)

MEXICO, DDTCNews—Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador menolak proposal Partai Morena yang mengusulkan kenaikan pajak atas makanan cepat saji (junk food) dan soda.

Obrador menilai kampanye informasi kesehatan guna membantu mengurangi konsumsi masih lebih baik ketimbang kenaikan pajak. Namun, Obrador tidak menjelaskan lebih terperinci mengenai kampanye tersebut.

“Anda tidak dapat memperdagangkan kesehatan masyarakat. Pemerintah harus melakukan kampanye informasi gizi,” ujar Obrador, Rabu (2/9/2020).

Baca Juga:
Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak

Keputusan presiden juga sejalan dengan pernyataan Menteri Keuangan Arturo Herrera sebelumnnya. Herrera menganggap saat ini bukan waktu yang tepat untuk menaikkan pajak, terutama di tengah pandemi Corona.

Untuk diketahui, wacana kenaikan pajak junk food bergulir setelah anggota parlemen di Tabasco dan Oaxaca menyetujui larangan penjualan junk food pada anak-anak. Larangan tersebut membuat saham perusahaan junk food terpuruk.

Beberapa negara bagian Meksiko lainnya juga telah mempertimbangkan tindakan keras terhadap penjualan makanan junk food tersebut. Apalagi, terdengar kabar, penyakit seperti darah tinggi dan obesitas meningkatkan risiko tertular Covid-19.

Baca Juga:
Dorong Transaksi Saham, Senat Filipina Setujui Penurunan Tarif Pajak

Proposal kenaikan pajak junk food yang ditolak presiden berasal dari Partai Morena dan telah mendapat dukungan dari 37 senator. Proposal itu juga mengusulkan kenaikan pajak atas soda dari 1,26 peso menjadi 5 peso per liter.

Tak hanya itu, proposal itu juga meningkatkan pajak untuk makanan berkalori tinggi dari 8% menjadi 25%. Proposal ini juga akan mengharuskan pembuktian usia untuk membeli junk food serta melarang penjualan junk food di dalam sekolah.

Senator Morena Salomon Jara menyatakan prihatin atas dampak pajak yang lebih tinggi pada orang miskin. Namun demikian, ia bersikeras perusahaan harus menawarkan alternatif yang lebih sehat.

“Mereka telah menjadi biang keladi utama masalah kesehatan anak dan remaja di negara kita. Tujuan kami bukan menaikkan pajak, tetapi berharap industri mengubah kandungan nutrisi junk food." Ujar Jara seperti dilansir Bloomberg. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 30 Januari 2025 | 10:51 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak

Rabu, 29 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Ingin Kenakan Bea Masuk 100 Persen atas Impor Semikonduktor

Senin, 27 Januari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Trump Tarik AS dari Kesepakatan Pajak Global, Ini Kata Sri Mulyani

BERITA PILIHAN
Kamis, 30 Januari 2025 | 11:11 WIB INFOGRAFIS PAJAK

9 Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Pemkot Tarakan beserta Tarifnya

Kamis, 30 Januari 2025 | 10:51 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak

Kamis, 30 Januari 2025 | 09:30 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Diatur Ulang, Kriteria Piutang Pajak Tak Tertagih yang Bisa Dihapuskan

Kamis, 30 Januari 2025 | 08:55 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Kenakan BMAD, Sri Mulyani: Lindungi Industri dari Impor Barang Murah

Rabu, 29 Januari 2025 | 15:30 WIB CORETAX SYSTEM

Faktur Pajak Approved Tapi Tidak Muncul di Coretax, Harus Bagaimana?