ARAB SAUDI

Otoritas Pajak Diminta Intensifkan PPN dari Influencer, Ini Alasannya

Muhamad Wildan | Selasa, 20 Oktober 2020 | 10:34 WIB
Otoritas Pajak Diminta Intensifkan PPN dari Influencer, Ini Alasannya

Ilustrasi. (DDTCNews)

RIYADH, DDTCNews – Parlemen Arab Saudi, Majlis Shura meminta otoritas pajak mengintensifkan pemungutan pajak pertambahan nilai (PPN) dari para influencer media sosial.

Anggota Majlis Shura Abdullah Al-Maghlouth mengatakan banyak influencer media sosial yang seharusnya sudah memungut PPN atas penyerahan jasa yang ditawarkan. Meski demikian, masih banyak influencer yang belum terdaftar sebagai pemungut PPN.

"Perusahaan ataupun instansi yang bekerja sama dengan influencer seharusnya meminta surat yang membuktikan influencer tersebut sudah terdaftar sebagai pemungut PPN sebelum bekerja sama dengan influencer tersebut," ujar Al-Maghlouth, dikutip Selasa (20/10/2020).

Baca Juga:
Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

Sesuai dengan ketentuan PPN yang berlaku di Arab Saudi, setiap individu yang memiliki pendapatan tahunan di atas SAR375.000 atau setara dengan Rp1,4 miliar seharusnya memungut PPN atas setiap penyerahan barang dan jasa kepada konsumen.

Sementara itu, ekonom Salem Baajaja menilai banyak influencer yang memanfaatkan celah dalam sistem PPN untuk tidak memungut PPN dan menikmati keuntungan yang besar dari jasa yang ditawarkan, terutama jasa iklan.

Seperti dilansir gulfnews.com, penghasilan influencer sosial media ditopang oleh iklan. Setiap jasa iklan yang ditawarkan memiliki tarif sebesar SAR3.000 hingga SAR75.000 tergantung seberapa banyak jumlah pengikut influencer pada akun media sosialnya.

Baca Juga:
Ramai Lapor ke Otoritas, WP di Negara Ini Muak dengan Tax Evasion

Kebanyakan jasa iklan oleh influencer media sosial dilakukan melalui Snapchat, Instagram, dan Twitter. Kajian tersebut juga menunjukkan pelaku usaha meyakini ketentuan mengenai periklanan di Arab Saudi masih kurang diatur atau unregulated.

Meski demikian, jumlah aktivitas dan pengguna media sosial yang meningkat membuat pelaku usaha tetap menginginkan untuk memasang iklan produknya melalui influencer. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN