TAIWAN

Nilai Denda Bagi Pelaku Pengelakan Pajak Dinaikkan

Muhamad Wildan | Minggu, 05 Desember 2021 | 15:00 WIB
Nilai Denda Bagi Pelaku Pengelakan Pajak Dinaikkan

Ilustrasi.

TAIPEI, DDTCNews - Parlemen Taiwan mengesahkan klausul baru dalam ketentuan pajak yang memungkinkan otoritas pajak untuk mengenakan denda maksimal hingga NT$100 juta atau Rp51,9 miliar atas kasus pengelakan pajak berskala besar.

Denda senilai NT$100 juta dikenakan atas wajib pajak orang pribadi yang melakukan pengelakan pajak sejumlah NT$10 juta atau lebih dan wajib pajak badan yang melakukan pengelakan pajak senilai NT$50 juta atau lebih.

"Pengelakan pajak bisa dikenai denda senilai NT$10 juta hingga NT$100 juta dan diancam hukuman pidana penjara selama 1 tahun hingga 7 tahun," sebut focustaiwan.tw dalam pemberitaannya, dikutip Minggu (5/12/2021).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Sebelum disetujuinya ketentuan baru ini oleh parlemen, pengelakan pajak yang dilakukan melalui fraud atau cara-cara ilegal lainnya hanya dikenai denda senilai NT$60.000.

Meski beleid terbaru ini memutuskan untuk meningkatkan denda yang dikenakan atas mereka yang melakukan pengelakan pajak, denda yang dikenakan atas tunggakan pajak justru diturunkan.

Denda tunggakan pada 30 hari pertama turun dari 15% menjadi 10%. Setelah 30 hari, denda kembali menjadi 15% seperti ketentuan sebelumnya. Tak hanya itu, beleid terbaru yang disetujui parlemen ini juga memuat klausul tentang pemberian hadiah bagi whistleblower.

Individu yang memberikan informasi dan membantu otoritas pajak dalam menguak pengelakan pajak bisa mendapatkan hadiah dari negara maksimal senilai NT$4,8 juta per kasus yang diungkap. Hadiah ini dikecualikan kepada pegawai pajak dan keluarga pegawai pajak. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN