ADMINISTRASI PAJAK

NIK-NPWP Belum Padan, Layanan Perbankan Nasabah Bisa Terganggu

Muhamad Wildan | Minggu, 19 November 2023 | 09:00 WIB
NIK-NPWP Belum Padan, Layanan Perbankan Nasabah Bisa Terganggu

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Belum padannya nomor induk kependudukan (NIK) dengan nomor pokok wajib pajak (NPWP) tidak hanya berdampak terhadap pemberian layanan administrasi perpajakan, tetapi juga layanan yang diberikan perbankan.

Lembaga keuangan seperti perbankan dan lain sebagainya yang selama ini menyelenggarakan layanan administrasi dengan mensyaratkan NPWP bakal tidak bisa memberikan pelayanan secara penuh bila nasabah belum memadankan NIK dengan NPWP.

"Terhadap nasabah yang belum teridentifikasi NIK-nya karena tidak valid maka bank tidak dapat memberikan layanan administrasinya karena tidak adanya NIK yang tervalidasi," tulis DJP dalam laman resminya, dikutip pada Minggu (19/11/2023).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Oleh karena itu, tak sedikit bank yang terus mengimbau nasabahnya untuk memadankan NIK dengan NPWP. Jika tidak, NPWP 15 digit yang sudah terdaftar menjadi tidak valid dan perbankan berisiko tidak bisa memberikan layanan secara penuh.

Sesuai dengan Pasal 6 Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 112/2022, wajib pajak orang pribadi penduduk hanya bisa menggunakan NPWP 15 digit dalam layanan administrasi perpajakan dan administrasi pihak lain hingga 31 Desember 2023.

Setelah 31 Desember 2023, layanan administrasi perpajakan dan administrasi dari pihak lain harus menggunakan NIK yang sudah padan dengan NPWP dan dinyatakan valid.

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

"Penggunaan layanan…dapat dilaksanakan dalam hal atas perubahan data tersebut telah dilakukan pemadanan dengan data kependudukan…yang menghasilkan data valid," bunyi Pasal 6 ayat (3) PMK 112/2022.

Sebagai informasi, NIK akan dipakai sebagai pengganti NPWP 15 digit dalam layanan administrasi yang diselenggarakan DJP dan pihak lain terhitung sejak 1 Januari 2024. Dalam perkembangannya, rencana tersebut diperkirakan baru dilaksanakan pertengahan 2024.

"DJP akan melakukan pengujian dan habituasi bagi wajib pajak sebelumnya. Setelah itu, penerapan penuh dilaksanakan pada pertengahan tahun 2024," ujar Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas (P2Humas) DJP Dwi Astuti. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN