KUWAIT

Negara Teluk Ini Bakal Pajaki Rokok Hingga Barang Mewah

Muhamad Wildan | Minggu, 27 Maret 2022 | 11:30 WIB
Negara Teluk Ini Bakal Pajaki Rokok Hingga Barang Mewah

Ilustrasi.

KUWAIT CITY, DDTCNews - Pemerintah Kuwait tengah mempertimbangkan pengenaan pajak atas barang-barang tertentu dalam waktu dekat guna mendukung program-program kesehatan.

Kuwait menyebut barang-barang tertentu yang akan dikenakan pajak di antaranya seperti produk tembakau, minuman berpemanis, dan barang-barang mewah seperti jam, perhiasan, mobil mewah, dan yacht.

"Pengenaan pajak akan menghasilkan tambahan penerimaan sebesar KWD500 juta [Rp23,6 triliun] per tahun," tulis pemerintah dalam kajiannya seperti dilansir arabtimesonline.com, dikutip Senin (21/3/2022).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Tarif pajak yang dikenakan atas penyerahan barang-barang tertentu tersebut ditargetkan 10% hingga 25%. Harapannya, pajak yang terkumpul akan digunakan untuk menangani penyakit-penyakit tertentu yang disebabkan oleh rokok dan minuman berpemanis.

Di sisi lain, Kuwait diperkirakan masih belum akan mengenakan pajak pertambahan nilai (PPN) dalam waktu dekat meski negara tersebut sesungguhnya telah menandatangani GCC VAT Framework sejak 2016 lalu.

Dalam perjanjian tersebut, Kuwait bersama Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Bahrain, Qatar, dan Oman telah berkomitmen untuk mengenakan PPN sebesar 5% atas penyerahan barang/jasa di yurisdiksinya masing-masing.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, PPN tak kunjung dapat diimplementasi di Kuwait akibat besarnya penolakan dari masyarakat dan juga parlemen. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja