VIETNAM

Negara Ini Kenakan Pajak Antidumping Produk Aluminium China

Redaksi DDTCNews | Jumat, 04 Oktober 2019 | 11:32 WIB
Negara Ini Kenakan Pajak Antidumping Produk Aluminium China

Ilustrasi. (foto: Fives Group)

HANOI, DDTCNews – Pemerintah Vietnam memberlakukan pajak antidumping terhadap beberapa produk aluminium yang berasal dari China. Kebijakan ini diambil untuk mengendalikan defisit perdagangan yang terus meningkat dengan China.

Defisit perdagangan Vietnam dengan China pada 2018 senilai US$17,23 miliar atau setara dengan Rp243 triliun. Nilai tersebut mengalami peningkatan dalam delapan bulan pertama pada 2019 menjadi US$ 25,11 miliar setara dengan Rp354 triliun.

“Investigasi yang diluncurkan pada Januari 2019 menemukan aktivitas dumping China secara serius melukai produsen aluminium dalam negeri. Ini membuat produsen domestik harus menunda produksi,” demikian pernyataan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, Kamis (3/10/2019)

Baca Juga:
Pemerintah Mulai Penyelidikan Antidumping Impor Produk Plastik Ini

Dia menambahkan pajak antidumping yang dikenakan pada beberapa produk aluminium dari 16 perusahaan asal China berkisar antara 2,49% hingga 35,58%. Tarif tersebut mulai berlaku selama lima tahun sejak 28 September 2019.

Pada tahun lalu, impor aluminium dari Negeri Tirai Bambu hampir naik dua kali lipat menjadi sekitar 62.000 ton. Namun, angka tersebut belum termasuk jumlah aluminium yang transit di Vietnam.

Pada Juni 2019, Vietnam juga telah mengenakan pajak antidumping dari sebelumnya 3,45% menjadi 34,27% pada beberapa produk baja buatan China.

Baca Juga:
Trump akan Pungut Bea Masuk Menyeluruh, Ritel AS Bersiap Naikkan Harga

Tidak hanya itu, Pemerintah Vietnam tahun ini akan menindak barang-barang asal China yang secara ilegal berlabel “Made in Vietnam”. Penggunaan label ilegal tersebut dilakukan eksportir yang berusaha menghindari tarif Amerika Serikat untuk produk-produk buatan China.

Seperti dilansir theedgemarkets.com, Vietnam sangat bergantung pada China. Kondisi tersebut dikarenakan China masih masih mitra dagang terbesar Vietnam untuk bahan dan peralatan manufaktur padat karya. (MG-anp/kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 14:30 WIB KPP PRATAMA BENGKULU SATU

Mobil Rp200 Juta Disita KPP, Bakal Dilelang Kalau Utang Tak Dilunasi

Kamis, 26 Desember 2024 | 14:00 WIB KILAS BALIK 2024

Februari 2024: Wajib Pajak Bereaksi karena Potongan PPh 21 Lebih Besar

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:00 WIB PROVINSI JAWA TIMUR

Opsen Berlaku 2025, Pemprov Turunkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan

Kamis, 26 Desember 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

PKP Risiko Rendah Diterbitkan SKPKB, Kena Sanksi Kenaikan atau Bunga?

Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?