PROFIL PERPAJAKAN LEBANON

Negara Ini Berikan Ragam Pembebasan PPN

Redaksi DDTCNews | Senin, 26 September 2016 | 20:59 WIB
Negara Ini Berikan Ragam Pembebasan PPN

LEBANON adalah negara yang menganut sebuah sistem politik khusus, yang dikenal dengan nama konfesionalisme. Konfesionalisme adalah sistem yang dimaksudkan untuk membagi-bagi kekuasaan secara adil mewakili distribusi demografis aliran-aliran keagamaan dalam pemerintahan.

Sistem konfesionalisme membagi jabatan-jabatan tinggi dalam pemerintahan untuk anggota-anggota kelompok keagamaan tertentu. Misalnya, Presiden Lebanon, haruslah seorang Kristen Katolik Maronit, Perdana Menteri seorang Muslim Sunni, Wakil Perdana Menteri seorang Kristen Ortodoks, dan Ketua Parlemen seorang Muslim Syi'ah.

Sebelum terjadinya Perang Saudara Lebanon (1975-1990), negara ini menikmati ketenangan dan kemakmuran yang didorong oleh sektor pariwisata, pertanian, dan perbankan dalam ekonominya. Negara menjadi pusat perbankan bagi kawasan Arab, dan terkenal sebagai sebagai 'Swiss' di Timur Tengah karena finansialnya yang kuat.

Baca Juga:
Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh Lebanon adalah dampak ekonomi dan sosial dari krisis Suriah. Pasalnya, krisis tersebut membawa 200.000 warga Lebanon masuk dalam jurang kemiskinan.

Dalam kondisi yang menantang ini, pertumbuhan PDB tahun 2015 Lebanon hanya sebesar 1,5%. Jumlah tersebut meningkat karena adanya dorongan paket stimulus dari bank sentral.

Sistem Perpajakan

Baca Juga:
Sudah Ada Banyak Insentif Pajak, DJP Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Kementerian Keuangan Lebanon menetapkan tarif standar PPh Badan sebesar 15%. Sedangkan, tarif PPh Orang Pribadi diberlakukan secara progresif, untuk penghasilan yang berasal dari upah dan gaji diterapkan 2-20%. Sedangkan, penghasilan yang berasal dari pendapatan usaha diberlakukan progresif sebesar 4-21%.

Standar tarif PPN yang ditetapkan oleh Lebanon sebesar 10%, namun ada banyak pembebasan PPN seperti yang digunakan untuk kebutuhan pokok, kesehatan dan pendidikan, keuangan, asuransi dan jasa perbankan, serta sewa properti.

Pemerintah Lebanon sangat mendukung pertukaran bebas yang memperbolehkan investor asing untuk melakukan ekspor-impor kapital secara bebas dalam bentuk 'yang diinginkan'.

Baca Juga:
Tersisa 2 Bulan untuk Manfaatkan PPN Rumah 100% Ditanggung Pemerintah

Keunikan lainnya, apabila suatu perusahaan asing ingin memiliki sebidang tanah yang luasnya lebih dari 3000 meter persegi (m2) harus melalui keputusan resmi Kementerian Keuangan.

Tarif PPh bunga atas deposito bank dan obligasi ditetapkan sebesar 5%, sementara itu, untuk pembayaran bunga lainnya akan dikenakan pajak sebesar 10%. Untuk tarif PPh royalti, Kementerian Keuangan Lebanon menetapkan tarif sebesar 7,5%.

Hingga saat ini, Lebanon tidak menerapkan aturan controlled foreign companies(CFC) dan thin capitalization. Namun, Kementerian Keuangan Lebanon telah memberlakukan aturan arm’s length principle sebagai acuan dasar dalam menerapkan transfer pricing. Sebanyak 34 negara telah menandatangani aturan tax treaty (P3B) dengan Lebanon.

Uraian Keterangan
Sistem Pemerintahan, Politik Republik Parlementer
PDB Nominal US$ 47,013 miliar (2015)
Pertumbuhan ekonomi 1,5% (2015)
Populasi 5,85 juta jiwa (2015)
Tax Ratio 14,4% (2015)
Otoritas Pajak Ministry of Finance
Sistem Perpajakan Self-Assessment System
Tarif PPh Badan 15%
Tarif PPh Orang Pribadi 4% - 21%
Tarif PPN 10%
Tarif pajak dividen 10%
Tarif pajak royalti 7,5%
Tarif bunga 10%
Tax Treaty 34 negara


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sudah Ada Banyak Insentif Pajak, DJP Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:05 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Tersisa 2 Bulan untuk Manfaatkan PPN Rumah 100% Ditanggung Pemerintah

Rabu, 16 Oktober 2024 | 14:20 WIB LITERATUR PAJAK

Cek Update Aturan Insentif PPN Rumah Tapak dan Rusun DTP di DDTC ITM

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN