ADMINISTRASI PAJAK

Meski Status NPWP Non-Efektif, WP Tetap Harus Tanggapi SP2DK

Redaksi DDTCNews | Minggu, 13 Oktober 2024 | 10:30 WIB
Meski Status NPWP Non-Efektif, WP Tetap Harus Tanggapi SP2DK

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Wajib pajak yang memiliki status nomor pokok wajib pajak (NPWP) non-efektif (NE) tetap harus menanggapi Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan (SP2DK).

SP2DK merupakan surat yang diterbitkan kepala kantor pelayanan pajak (KPP) untuk meminta penjelasan atas data dan/atau keterangan kepada wajib pajak terhadap dugaan belum terpenuhinya kewajiban perpajakan.

“Hai, Kak. Status NE tidak menghilangkan kewajiban perpajakan seperti utang pajak ya, Kak. Atas SP2DK yg telah diterima, silakan diberikan tanggapan,” sebut Kring Pajak di media sosial, dikutip pada Minggu (13/10/2024).

Baca Juga:
Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Sesuai dengan Pasal 24 ayat (2) Peraturan Dirjen Pajak No. PER-04/2020, wajib pajak yang tidak lagi memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif, tetapi belum melakukan penghapusan NPWP maka akan berstatus NE.

Meski begitu, jika pada kemudian hari wajib pajak memenuhi kembali persyaratan subjektif dan/atau objektif, misalnya kembali memiliki penghasilan, maka NPWP non-efektif tersebut dapat diaktifkan kembali.

Wajib pajak dengan status NE untuk sementara waktu dikecualikan dari pengawasan administrasi rutin. Wajib pajak dengan status NE juga tidak lagi memiliki kewajiban membayar dan melaporkan SPT, baik SPT Tahunan maupun SPT Masa.

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Ketentuan tersebut termuat dalam Pasal 18 Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 243/2014. Namun, tidak terdapat ketentuan yang menyatakan pengecualian dari utang pajak maupun SP2DK. Artinya, status NE tidak akan menghilangkan kewajiban perpajakan wajib pajak.

Tambahan informasi, apabila coretax administration system resmi diimplementasikan maka SP2DK akan dapat diterima dan direspons wajib pajak secara online melalui menu layanan Taxpayer Services. (Syallom Aprinta Cahya Prasdani/rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB LITERATUR PAJAK

Perkaya Pengetahuan Pajak, Baca 11 e-Books Ini di Perpajakan DDTC

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:05 WIB KABINET MERAH PUTIH

Prabowo Kembali Lantik Pejabat Negara, Ada Raffi Ahmad dan Gus Miftah