Kolom informasi Martin Kreienbaum di laman OECD.
BERLIN, DDTCNews – Martin Kreienbaum dinobatkan sebagai Person of The Year oleh Tax Notes International. Pemimpin inclusive framework steering group OECD tersebut dianggap punya peran penting di balik tercapainya konsensus pajak global, dua pilar OECD.
Gaya kepemimpinannya yang tetap netral dan membiarkan para pemimpin negara-negara dalam perundingan konsensus menjadi salah satu faktor dinobatkannya tokoh asal Jerman ini sebagai Person of The Year.
"Sebagai pemimpin, penting untuk bersikap netral. Namun, itu tidak berarti (perannya) tidak terlihat," ujarnya dalam wawancara dengan Tax Notes, dikutip Selasa (21/12/2021).
Kemampuan negosiasinya di tengah kompleksitas perundingan yang terjadi mampu menunjukkan kapabilitasnya dalam membangun arsitektur pajak internasional baru. Hal ini tentu bukan hal yang mudah, apalagi dengan melihat hasil ikut sertanya 140 negara dalam konsensus pajak global tersebut.
Pria yang juga menjabat sebagai ketua komite Fiscal Affairs OECD (CFA) tersebut menunjukkan kepemimpinannya dengan membiarkan jalannya perundingan oleh para ahli pajak dan menteri keuangan tanpa ada kontroversi diplomatik.
Meskipun menjadi representatif dari negaranya, Jerman, dalam negosiasi internasional yang dilakukan, Kreienbaum tetap membuktikan netralitasnya. Saat ini, Kreienbaum juga menjabat sebagai direktur umum pajak internasional di Kementerian Keuangan Federal Jerman.
"Netralitasnya telah terbentuk, dari pengacara pajak yang terlatih dan profesinya sebagai aparatur sipil negara," tulis Tax Notes International.
Inclusive framework dibentuk untuk menerapkan proyek base erosion and profit shifting (BEPS). Saat ini, inclusive framework menjadi satu-satunya konsensus multilateral untuk mengatasi permasalahan pajak perusahaan internasional yang ada.
Tak hanya itu, Kreienbaum membagikan semangat optimismenya akan konsesus multilateral yang telah disepakati. Menurutnya, memastikan implementasi inclusive framework berjalan sebagaimana yang telah disepakati dan menjaga kerjasama multilateral menjadi poin penting.
"Memastikan bahwa semua negara mendapat keuntungan dari hasil diskusi yang dilakukan adalah poin utamanya. Itulah satu-satunya cara agar inclusive framework dapat tetap berjalan," tambahnya. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.