KEBIJAKAN PAJAK

Mengapa Kebijakan II PPS Hanya Untuk WP Orang Pribadi? Ini Kata DJP

Muhamad Wildan | Minggu, 31 Oktober 2021 | 13:30 WIB
Mengapa Kebijakan II PPS Hanya Untuk WP Orang Pribadi? Ini Kata DJP

Ilustrasi. Gedung Ditjen Pajak. 

JAKARTA, DDTCNews - Kebijakan II program pengungkapan sukarela (PPS) pada UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) disepakati hanya diberikan kepada wajib pajak orang pribadi dan tidak kepada wajib pajak badan.

Direktur Peraturan Perpajakan I Ditjen Pajak (DJP) Hestu Yoga Saksama menjelaskan kebijakan II PPS tidak diberikan kepada wajib pajak badan karena wajib pajak badan dinilai relatif sudah patuh dalam memenuhi ketentuan pajak.

"Wajib pajak badan memang tidak karena seharusnya setelah tax amnesty menjadi lebih tertib. Wajib pajak badan pembukuannya lengkap sehingga mendapatkan perlakuan berbeda," katanya dikutip pada Minggu (29/10/2021).

Baca Juga:
Ekspor Jasa Maklon Mainan Anak, Bagaimana Perlakuan PPh-nya?

Seperti diketahui, kebijakan II PPS adalah program yang diberikan khusus bagi wajib pajak orang pribadi atas aset yang diperoleh pada tahun pajak 2016 hingga 2020 dan belum dilaporkan pada SPT tahunan 2020.

Sementara itu, lanjut Yoga, wajib pajak orang pribadi dipandang masih memerlukan kebijakan khusus dari pemerintah untuk meningkatkan kepatuhannya.

"Mayoritas yang belum tertib itu memang wajib pajak orang pribadi, jadi kesempatan ini diberikan kepada orang pribadi untuk kebijakan II PPS," ujarnya.

Baca Juga:
Banyak WP Kesulitan Pakai Coretax, Begini Keterangan Lengkap DJP

Yoga berharap wajib pajak orang pribadi mendeklarasikan hartanya melalui kebijakan II PPS. Wajib pajak yang turut serta dalam kebijakan II PPS pada Januari—Juni 2022 dijamin tidak akan diterbitkan ketetapan pajak atas kewajiban pajak tahun pajak 2016 hingga 2020.

Bila DJP menemukan adanya harta yang belum atau kurang diungkapkan pada kebijakan II PPS, harta yang belum diungkapkan tersebut akan dikenai PPh final dengan tarif 30% dan sanksi bunga sesuai dengan Pasal 13 ayat (2) UU KUP. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 10 Januari 2025 | 16:00 WIB KONSULTASI PAJAK

Ekspor Jasa Maklon Mainan Anak, Bagaimana Perlakuan PPh-nya?

Jumat, 10 Januari 2025 | 15:21 WIB CORETAX SYSTEM

Banyak WP Kesulitan Pakai Coretax, Begini Keterangan Lengkap DJP

Jumat, 10 Januari 2025 | 14:40 WIB PENG-1/PJ.09/2025

DJP Rilis Pengumuman, Imbau Masyarakat Waspadai Modus Penipuan

BERITA PILIHAN
Jumat, 10 Januari 2025 | 16:00 WIB KONSULTASI PAJAK

Ekspor Jasa Maklon Mainan Anak, Bagaimana Perlakuan PPh-nya?

Jumat, 10 Januari 2025 | 15:21 WIB CORETAX SYSTEM

Banyak WP Kesulitan Pakai Coretax, Begini Keterangan Lengkap DJP

Jumat, 10 Januari 2025 | 14:40 WIB PENG-1/PJ.09/2025

DJP Rilis Pengumuman, Imbau Masyarakat Waspadai Modus Penipuan

Jumat, 10 Januari 2025 | 14:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Musim SPT Tahunan, Jangan Lupa Tetap Lapor Meski Gaji di Bawah PTKP

Jumat, 10 Januari 2025 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Bayar PPh Final UMKM Desember Tetap Pakai DJP Online, Belum Coretax

Jumat, 10 Januari 2025 | 13:00 WIB CORETAX SYSTEM

Bikin Bukti Potong PPh Pasal 21, Pakai NITKU Pusat atau Cabang?

Jumat, 10 Januari 2025 | 12:00 WIB RPJMN 2025-2029

Rancangan Awal RPJMN, Tax Ratio Ditarget 11,49-15,01 Persen di 2029

Jumat, 10 Januari 2025 | 11:30 WIB PROVINSI BALI

Agar Opsen Tak Bebani Warga, Pemprov Bali Beri Diskon Pajak Kendaraan

Jumat, 10 Januari 2025 | 11:00 WIB INFOGRAFIS BEA CUKAI

Penagihan terhadap Orang Pribadi selaku Penanggung Utang Bea dan Cukai