PEREKONOMIAN INDONESIA

Manufaktur Besar Melambat di Tengah Akselerasi Industri Mikro

Redaksi DDTCNews | Jumat, 03 Mei 2019 | 12:06 WIB
Manufaktur Besar Melambat di Tengah Akselerasi Industri Mikro

Perkembangan pertumbuhan kapasitas produksi industri manufaktur. (sumber: BPS)

JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan manufaktur pada kuartal I/2019. Manufaktur sedang dan besar masih mencatatkan perlambatan di tengah akselerasi kapasitas produksi sektor mikro.

Kepala BPS Suhariyanto memaparkan produksi manufaktur besar dan sedang pada kuartal I/2019 secara tahunan tumbuh 4,45%. Capaian tersebut mencatatkan perlambatan dibandingkan dengan performa pada kuartal I/2018 yang mampu tumbuh 5,36%.

“Manufaktur besar dan sedang pada kuartal I/2019 mengalami perlambatan dan posisi di kuartal I tahun ini hampir sama dengan 2017 yang tumbuh 4,46%,” katanya di Kantor BPS, Kamis (2/5/2019).

Baca Juga:
Hilirisasi Kelapa Perlu Dukungan Insentif Fiskal, Apa Saja?

Suhariyanto menyampaikan harapannya agar laju produksi manufaktur besar dan sedang dapat berakselerasi ke depanya. Pasalnya, sektor ini memainkan peran penting dalam menghitung pertumbuhan ekonomi dari sisi produksi.

Adapun motor utama pertumbuhan produksi manufaktur besar pada kuartal I/2019 antara lain industri pakaian jadi yang kapasitas produksinya naik 29,19%. Kemudian industri minuman yang naik sebesar 24,82%.

Berbeda dengan industri besar, kapasitas produksi industri mikro dan kecil terus bertumbuh positif. Laju peningkatan kapasitas produksi terus naik dalam dua tahun terakhir. Pada kuartal I/2019, produksi secara tahunan tumbuh 6,88%. Angka tersebut naik dari kuartal I/2018 yang tumbuh 5,25% dan masih lebih baik dari kuartal I/2017 yang tumbuh 6,63%.

“Industri mikro dan kecil pertumbuhan produksinya jauh lebih tinggi dan lebih menggembirakan. Baik IBS [industri manufaktur besar sedang] dan IMK [industri manufaktur mikro dan kecil] akan menentukan komponen pertumbuhan ekonomi dari sisi produksi,” imbuhnya. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 21 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Hilirisasi Kelapa Perlu Dukungan Insentif Fiskal, Apa Saja?

Senin, 21 Oktober 2024 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Wajah-Wajah Lama Masih Isi Tim Ekonomi Prabowo-Gibran

Rabu, 16 Oktober 2024 | 14:00 WIB BEA CUKAI PURWOKERTO

Bangun Sentra Industri Hasil Tembakau, Bea Cukai Gandeng Pemda

Rabu, 16 Oktober 2024 | 10:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Surplus Perdagangan Berlanjut, Sinyal Positif Ekonomi Kuartal III/2024

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN