UNI EROPA

Lawan Amerika Serikat, Uni Eropa Bakal Perkuat Perusahaan Digitalnya

Redaksi DDTCNews | Senin, 26 Agustus 2019 | 11:12 WIB
Lawan Amerika Serikat, Uni Eropa Bakal Perkuat Perusahaan Digitalnya

Ilustrasi. (foto: ecfr.eu)

BRUSSELS, DDTCNews – Para pejabat Uni Eropa telah menyusun rencana untuk memperkuat perusahaan digitalnya agar bisa melawan perusahaan asal Amerika Serikat.. Rencana tersebut dimuat dalam proposal setebal 173 halaman.

Berdasarkan proposal itu, Komisi Uni Eropa mendorong presiden terpilih mereka Ursula von der Leyen untuk membentuk European Future Fund. Dana sekitar lebih dari US$100 miliar (sekitar Rp 1,2 triliun) yang ada dalam wadah tersebut akan diinvestasikan pada perusahaan Eropa.

“Muncul dan memimpinnya pesaing swasta non-Uni Eropa menimbulkan potensi lenyapnya dinamika inovasi dan posisi industri di sektor-sektor tertentu,” demikian pernyataan dalam dokumen tersebut.

Baca Juga:
Australia ‘Paksa’ Raksasa Teknologi Berbagi Pendapatan dengan Media

Proposal tersebut bertujuan agar Eropa bersaing langsung dengan raksasa digital Amerika dan China. Pasalnya, Eropa telah tertinggal dalam beberapa dekade di bidang industri digital. Hal ini terlihat dari tidak adanya perusahaan yang bisa menyaingi raksasa digital seperti Facebook, Google, Amazon, Apple, dan Microsoft dari Amerika.

Selain perusahaan raksasa digital di Amerika, proposal itu juga mengidentifikasi perusahaan asal China yang perlu disaingi Eropa seperti Baidu, Alibaba, dan Tencent. Proposal itu juga mengadvokasi agar Eropa menunjukkan lebih banyak gertakan dengan tamparan tarif sepihak pada Amerika.

Meskipun belum tentu mendapat perhatian, kerangka kerja dalam proposal tersebut menunjukkan pengakuan paling kuat bahwa Eropa tertinggal jauh di belakang Amerika dan China. Ketertinggalan tersebut tejadi dalam perlombaan untuk memperkuat diri sebagai kekuatan ekonomi global di masa depan.

Baca Juga:
Trump Langsung Kenakan Bea Masuk Impor dari Meksiko, Kanada, dan China

Brexit juga membayangi proposal itu. Sebagai anggota Uni Eropa, Inggris yang berorientasi pasar hampir pasti akan memveto proposal tersebut. Seperti dilansir thehill.com motivasi proposal ini adalah tingginya kapitalisasi pasar milik perusahaan raksasa digital Amerika.

Pasalnya nilai kapitalisasi pasar raksasa digital asal Negeri Paman Sam bisa mencapai US$1 triliun dolar (sekitar Rp14,2 triliun). Nilai tersebut tercatat 100 kali lebih tinggi daripada perusahaan digital Eropa, seperti layanan musik Spotify. (MG-nor/kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 01 Desember 2024 | 15:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Ancam BRICS dengan Bea Masuk 100 Persen, Ternyata Ini Sebabnya

Sabtu, 30 November 2024 | 09:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Langsung Kenakan Bea Masuk Impor dari Meksiko, Kanada, dan China

Jumat, 29 November 2024 | 19:15 WIB AMERIKA SERIKAT

Biden Harap Trump Batalkan Kebijakan Bea Masuknya

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra