PMK 18/2021

Kriteria Belum Lakukan Penyerahan yang Bikin PKP Bisa Kreditkan Pajak

Redaksi DDTCNews | Senin, 01 Maret 2021 | 15:01 WIB
Kriteria Belum Lakukan Penyerahan yang Bikin PKP Bisa Kreditkan Pajak

Ilustrasi. Kantor Pusat DJP. 

JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatur kriteria belum dilakukannya penyerahan barang kena pajak (BKP) dan/atau jasa kena pajak (JKP). Kriteria ini untuk menentukan pengusaha kena pajak (PKP) tetap bisa mengkreditkan pajak masukannya.

Sesuai dengan ketentuan Pasal 9 ayat (2a) UU PPN yang telah diubah dengan UU Cipta Kerja, bagi PKP yang belum melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP ataupun ekspor BKP dan/atau JKP, pajak masukannya tetap dapat dikreditkan sepanjang memenuhi ketentuan pengkreditan dalam UU ini.

Pajak masukan itu atas perolehan BKP dan/atau JKP, impor BKP, serta pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean. Sesuai dengan Pasal 9 ayat (13) a, kriteria belum melakukan penyerahan dan/atau ekspor diatur dengan atau berdasarkan pada peraturan menteri keuangan (PMK).

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Adapun PMK yang dimaksud adalah PMK 18/2021. PMK yang berlaku mulai 17 Februari 2021 ini mengatur ketentuan di bidang pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah (PPN/PPnBM), serta ketentuan umum dan tata cara perpajakan (KUP).

Dalam Pasal 54 ayat (1) PMK 18/2021 ditegaskan kembali PKP belum melakukan penyerahan dapat mengkreditkan pajak masukan atas perolehan BKP dan/atau JKP, impor BKP, serta pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean.

“Pengkreditan pajak masukan … dilakukan sesuai dengan ketentuan pengkreditan pajak masukan sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan,” demikian penggalan Pasal 54 ayat (2) PMK 18/2021, dikutip pada Senin (1/3/2021).

Baca Juga:
Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

Selanjutnya, masih sesuai dengan ketentuan dalam PMK tersebut, PKP yang belum melakukan penyerahan dapat mengajukan permohonan pengembalian atas kelebihan pajak masukan pada akhir tahun buku.

Adapun pajak masukan yang dapat dikreditkan itu menjadi tidak dapat dikreditkan apabila dalam jangka waktu tertentu, PKP belum melakukan penyerahan. Ketentuan juga berlaku jika dalam jangka waktu tertentu, PKP belum melakukan penyerahan dan melakukan pembubaran (pengakhiran) usaha atau dilakukan pencabutan pengukuhan pkp berdasarkan permohonan atau secara jabatan.

Kriteria belum melakukan penyerahan merupakan suatu keadaan PKP dengan kegiatan usaha utama pada sektor perdagangan dan jasa, dalam jangka waktu tertentu tidak melakukan kegiatan penyerahan BKP dan/atau ekspor BKP.

Baca Juga:
Hapus NPWP yang Meninggal Dunia, Hanya Bisa Disampaikan Tertulis

Kriteria belum melakukan penyerahan juga merupakan suatu keadaan PKP dengan kegiatan usaha utama pada sektor yang menghasilkan BKP, dalam jangka waktu tertentu, tidak melakukan kegiatan penyerahan BKP yang dihasilkan sendiri dan/ atau ekspor BKP yang dihasilkan sendiri.

Termasuk juga dalam kriteria belum melakukan penyerahan, sesuai ketentuan Pasal 55 ayat (3) PMK 18/2021, yaitu apabila dalam jangka waktu tertentu, PKP semata-mata melakukan kegiatan pertama, pemakaian sendiri dan/atau pemberian Cuma-Cuma BKP dan/atau JKP.

Kedua, penyerahan dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan antarcabang. Ketiga, penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan. Keempat, penyerahan BKP dan/ atau JKP yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha utama PKP.

Baca Juga:
Usai Setor PPh Final PHTB, WP Jangan Lupa Ajukan Penelitian Formal

Adapun jangka waktu tertentu yang dimaksud merupakan jangka waktu sampai dengan 3 tahun sejak masa pajak pengkreditan pertama kali pajak masukan. Jangka waktu tertentu itu bisa ditetapkan lebih dari tiga tahun bagi sektor usaha tertentu.

Untuk sektor usaha yang menghasilkan BKP, jangka waktu ditetapkan sampai dengan 5 tahun. Kemudian, untuk sektor usaha yang termasuk dalam peraturan mengenai pencepatan proyek strategis nasional yang mendapat penugasan pemerintah, ditetapkan sampai dengan 6 tahun. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Senin, 21 Oktober 2024 | 14:32 WIB CORETAX SYSTEM

Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

Minggu, 20 Oktober 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Hapus NPWP yang Meninggal Dunia, Hanya Bisa Disampaikan Tertulis

Minggu, 20 Oktober 2024 | 08:00 WIB CORETAX SYSTEM

Gencar Edukasi, DJP Harap Pegawai Pajak dan WP Terbiasa dengan Coretax

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN