Direktur Perpajakan Internasional Ditjen Pajak John Hutagaol (kedua dari kanan). (Foto: DJP Kanwil Sulutenggo Malut)
MANADO, DDTCNews – Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Wilayah Sulawesi Utara bersama Kanwil DJP Sulutenggo Malut dan Universitas Samratulangi Manado (UNSRAT) menggelar seminar perpajakan internasional pada Rabu, (27/4) bertempat di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSRAT.
Seminar bertajuk “Aspek Perpajakan dalam Lingkungan Global” ini menghadirkan Direktur Perpajakan Internasional Ditjen Pajak John Hutagaol sebagai pembicara. Acara ini pun dihadiri lebih dari 150 peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa dan praktisi serta perwakilan dari pengurus IAI dan Ikatan Konsultan Pajak Wilayah Sulawesi Utara.
Dalam paparannya, John mengatakan lingkungan global yang dinamis dipicu oleh kualitas interaksi dari variabel-variabel dalam lingkungan, seperti teknologi informasi dan ekonomi digital, transportasi, tarif dan struktur pajak, offshore financial center dan value chain of businesses.
Interaksi variabel-variabel tersebut mendorong para pelaku usaha global untuk melakukan perencanaan pajak secara agresif dengan tujuan profit shifting yang dapat menggerus basis pemajakan suatu negara.
“Skema-skema penghindaran pajak dimaksud misalnya transfer pricing, thin capitalization, treaty abuse, artificial permanent establishment, dan controlled foreign company (CFC),” paparnya.
Tak hanya itu, menurutnya, akar permasalahan yang belum tuntas dalam penyelesaian masalah perpajakan global tersebut adalah keterbatasan data dan informasi yang dimiliki otoritas pajak.
Padahal, pada saat yang sama, hampir di semua negara dan jurisdiksi, penerimaan pajak merupakan sumber utama penerimaan APBN-nya. “Oleh karena itu, solusi global diperlukan untuk menyelesaikan masalah perpajakan secara global ini,” kata John.
Dia mengungkapkan para pemimpin G20 dan Komunitas Otoritas Pajak di dunia yang difasilitasi oleh OECD telah menerbitkan 2 (dua) standar perpajakan global yaitu BEPS Deliverables yang bertujuan untuk mencegah praktek perencanaan pajak agresif oleh pelaku usaha global, dan Automatic Exchange of Information (AEoI) yang bertujuan untuk mendorong keterbukaan informasi keuangan secara global untuk tujuan perpajakan.
“Komitmen, konsensus serta pendekatan secara global diperlukan untuk menuntaskan masalah pajak global,” tegasnya.
Acara diakhiri dengan pemberian cendera mata oleh Ketua IAI Wilayah Sulawesi Utara Jenny Morasa kepada pembicara. Turut hadir pula Dekan FEB Unsrat Herman Karamoy dan Kepala Bidang P2 Humas Kanwil DJP Sulutenggo Malut FN Rumondor dalam seminar tersebut. (Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.