Kepala Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar SUN DJPPR Novi Puspita Wardani (kanan), Jumat (21/6/2024).
JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan menyarankan masyarakat untuk dapat memulai melakukan investasi guna mempersiapkan bekal finansial pada masa depan. Salah satu instrumen yang direkomendasikan ialah Surat Berharga Negara (SBN).
Kepala Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar SUN DJPPR Novi Puspita Wardani menilai SBN merupakan opsi instrumen investasi yang aman dan menguntungkan. Selain bunga yang ditawarkan lebih tinggi ketimbang deposito, tarif pajak penghasilannya pun lebih kecil.
"Pajak ini lumayan rendah ketimbang misalnya ditaruh di deposito yang pajaknya 20%. SBN ini pajaknya 10%," katanya Sosialisasi Peran Pembiayaan APBN dan Edukasi Literasi Investasi SBN Ritel seri SBR013, Jumat (21/6/2024).
Novi menuturkan tarif pajak yang lebih rendah dapat menjadi salah satu pertimbangan investor ketika memilih berinvestasi pada SBN. Ketentuan mengenai tarif PPh final atas bunga SBN yang diterima wajib pajak orang pribadi dalam negeri diatur dalam PP 9/2021.
Selain soal tarif pajak, lanjutnya, investasi pada SBN juga akan memperoleh kupon yang lebih tinggi ketimbang bunga deposito. Bunga deposito di bank saat ini sekitar 4%, sedangkan kupon pada kedua SBN sudah di atas 6%.
"Secara garis besar, SBN ritel hanya bisa dibeli warga negara Indonesia individu dan affordable," ujar Novi.
Pemerintah saat ini kembali menawarkan sebanyak 2 produk SBN ritel berupa Saving Bond Retail Seri SBR013-T2 dan SBR013-T4 sebagai bagian dari upaya pendanaan APBN.
SBR013-T2 dan SBR013-T4 ini ditawarkan mulai 10 Juni hingga 4 Juli 2024. Kupon SBR013-T2 dan SBR013-T4 bersifat mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) berdasarkan BI 7-Day Reverse Repo Rate.
Tingkat kupon untuk periode pertama SBR013-T2 SBR012-T2 sebesar 6,45%, sedangkan SBR013-T4 6,6%. Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap 3 bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo.
SBR013-T2 memiliki tenor selama 2 tahun, sementara SBR013-T4 bertenor 4 tahun. SBR013-T2 dan SBR013-T4 berbentuk obligasi negara tanpa warkat yang tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder dan tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo, kecuali pada masa pelunasan sebelum jatuh tempo (early redemption).
Investor dapat memesannya kepada melalui 26 mitra distribusi mulai dari Rp1 juta hingga Rp5 miliar untuk SBR013-T2 dan maksimum Rp5 miliar untuk SBR013-T4.
Proses pemesanan pembelian SBR013-T2 dan SBR013-T4 secara online dilakukan melalui 4 tahap yakni registrasi/pendaftaran, pemesanan, pembayaran, dan setelmen. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.