INDIA

Kebijakan Cukai Diubah, Harga Minuman Beralkohol Bakal Naik 8-9 Persen

Redaksi DDTCNews | Kamis, 04 November 2021 | 12:30 WIB
Kebijakan Cukai Diubah, Harga Minuman Beralkohol Bakal Naik 8-9 Persen

Ilustrasi.

NEW DELHI, DDTCNews – Harga minuman keras di Delhi diperkirakan bakal meningkat karena kebijakan cukai baru yang berlaku mulai November 2021. Harga grosir per unit bisa meningkat antara 8-9 persen tergantung pada jenis minuman keras.

Pejabat pemerintah saat ini sedang memproses penetapan harga eceran tertinggi sehubungan dengan perubahan kebijakan cukai. Harga minuman keras di Delhi diperkirakan akan naik pada 17 November 2021 di bawah kebijakan cukai yang baru.

“Karena parameter yang direvisi tergabung dalam kartu biaya minuman keras warga negara India dan asing dalam kebijakan cukai baru 2021-22, harga grosir baru yang akan kemungkinan akan meningkat sekitar 8-9%,” kata pemerintah, Kamis (4/11/2021).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Seperti dilansir indianexpress.com, cukai dan PPN telah dimasukkan dalam biaya perizinan. Tarif cukai dan PPN tersebut masing-masing sebesar 1% dari harga grosir dan akan dikenakan pada landing price ke pengecer.

Sesuai dengan kebijakan baru, sebanyak 849 vendor nantinya akan berada di bawah pengelolaan entitas swasta mulai 17 November 2021. Semua vendor di bawah badan usaha swasta akan dibawa dalam lingkungan pasar yang lebih kompetitif.

“Mengingat seluruh vendor di bawah pengelolaan swasta, efisiensi operasional mereka akan lebih maksimal. Pangsa pasar mereka pun diperkirakan bakal meningkat signifikan ketimbang periode 2019-2020,” jelas pemerintah.

Lebih lanjut, Komisaris Cukai India akan menetapkan harga eceran tertinggi untuk setiap produk setelah mempertimbangkan masukan dari beberapa pihak di antaranya pemegang lisensi di negara bagian Haryana, Uttar Pradesh, Punjab, dan Rajasthan. (vallen/rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN