PERTUMBUHAN EKONOMI 2017

Kalla: Utang Bisa Angkat Pertumbuhan ke 6%

Redaksi DDTCNews | Jumat, 09 Desember 2016 | 11:02 WIB
Kalla: Utang Bisa Angkat Pertumbuhan ke 6%

Wakil Presiden Jusuf Kalla (foto: Setkab)

JAKARTA, DDTCNews - Pertumbuhan ekonomi nasional masih bisa digenjot lebih tinggi, meskipun membutuhkan dana yang besar untuk bisa mencapainya. Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan cara peminjaman dana dalam bentuk utang.

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional bisa mencapai angka 6% dengan cara utang dalam jumlah besar. Peminjaman dana dalam bentuk utang tersebut bisa dimanfaatkan pemerintah untuk melakukan berbagau kegiatan produktif.

"Target pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di sekitar angka 5%, untuk mencapai angka 6% kami bisa menambah utang, meskipun pelunasan utang tersebut akan semakin berat di kemudian hari," ujarnya di Jakarta, Kamis (8/12).

Baca Juga:
Prabowo Ingatkan Para Menteri untuk Dukung Makan Bergizi Gratis

Utang yang dimaksudkannya yaitu utang untuk sejumlah kegiatan yang produktif saja. Ia pun menyadari pelunasan utang akan semakin berat pada saat jatuh tempo pada waktu yang telah disepakati.

Menurutnya pemerintah harus tetap harus mengambil utang sebesar Rp1.000 triliun, karena hal ini merupakan satu-satunya jalan yang bisa dicapai untuk tingkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam hal ini pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai yaitu berkisar 6%.

JK menyatakan defisit anggaran Indonesia masih berada pada posisi yang aman atau sekitar 2,14%. Mengingat pemerintah Indonesia mengupayakan defisit anggaran tidak melebihi dari angka 3%.

Baca Juga:
Kepada Sri Mulyani, Prabowo Tekankan Penggunaan APBN Harus Teliti

Hal ini tentu sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan defisit anggaran negara Malaysia yang sudah mencapai 10%.

Di sisi lain pemerintah sangat menginginkan pertumbuhan ekonomi yang meningkat signifkan setiap tahunnya. Namun, dalam pencapaiannya masih cukup sulit untuk diterapkan karena ada sejumlah faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penurunan pertumbuhan ekonomi. (Gfa/Amu)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 24 Oktober 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Prabowo Ingatkan Para Menteri untuk Dukung Makan Bergizi Gratis

Kamis, 24 Oktober 2024 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kepada Sri Mulyani, Prabowo Tekankan Penggunaan APBN Harus Teliti

Rabu, 23 Oktober 2024 | 17:05 WIB KABINET MERAH PUTIH

Kabinetnya Gemuk, Prabowo Minta Menteri Pangkas Kegiatan Seremonial

Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kabinet Gemuk Prabowo, RKAKL dan DIPA 2024-2025 Direstrukturisasasi

BERITA PILIHAN
Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:30 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Laporkan SPT Pajak Daerah atas Jasa Kesenian dan Hiburan di DKI

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:00 WIB KOTA PALU

Ada 9 Jenis Pajak Daerah di Kota Palu, Simak Daftar Lengkapnya

Kamis, 24 Oktober 2024 | 17:30 WIB PROVINSI GORONTALO

Mulai 2025, Provinsi-Kabupaten/Kota Tagih Pajak Kendaraan Bersama-sama

Kamis, 24 Oktober 2024 | 17:00 WIB CORETAX SYSTEM

Coretax DJP Mungkinkan Cabang untuk Bikin Bukti Potong PPh

Kamis, 24 Oktober 2024 | 16:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Target Swasembada Energi di Era Prabowo, Apa Strateginya?

Kamis, 24 Oktober 2024 | 16:00 WIB SWISS

Danai Program Pensiun, Negara Ini Bakal Naikkan Tarif PPN

Kamis, 24 Oktober 2024 | 15:21 WIB KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Eksportir Sawit, Ada Henti Layanan INATRADE Jelang Permendag 26/2024

Kamis, 24 Oktober 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Masuk Tahap ke-14, Kantor Bea Cukai Terapkan secara Penuh CEISA 4.0

Kamis, 24 Oktober 2024 | 14:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Tarif PPN Mestinya Naik Jadi 12%, DPR Minta Tunggu Ekonomi Membaik