Presiden Joko Widodo menyampaikan pengarahan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/2/2024). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom.
JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai ketidakpastian ekonomi dan geopolitik dunia menjadi penyebab kenaikan harga pangan. Fenomena kenaikan harga pangan, menurut Jokowi, tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di banyak negara lainnya.
Dalam berbagai forum dunia, baik G-20, G-7, dan Asean, Jokowi mengaku isu tentang ketidakpastian ekonomi dan politik global selalu menjadi pembicaraan utama. Karenanya, menurutnya, tantangan eksternal tersebut justru perlu lebih diantisipasi ketimbang tantangan domestik.
"Kalau dulu hampir semua produsen beras menawarkan berasnya kepada kita. Sekarang, kita mencari beras ke negara-negara produsen itu tidak gampang. Karena semuanya ngerem untuk tidak ekspor bahan pangan. Baik gandum atau beras, akibat perubahan iklim, perubahan cuaca, dan gangguan rantai pasok," kata Jokowi dalam rapat pimpinan TNI-Polri, Rabu (28/2/2024).
Di dalam negeri, topik tentang kenaikan harga pangan memang sedang hangat. Mengutip data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga beras masih di atas angka normal. Kenaikan harga juga terjadi terhadap produk cabai merah, daging ayam, hingga gula pasir.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata harga beras telah melonjak 5,44% dalam waktu sebulan.
Pada pekan keempat Februari 2024, rata-rata harga beras nasional tercatat mencapai Rp15.387 per kilogram, lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata harga pada Januari 2024 yang hanya senilai Rp14.593 per kilogram.
"Kalau kita lihat secara spasial, di beberapa wilayah kabupaten/kota di Sumatera dan Jawa masih mengalami kenaikan beras yang cukup tinggi, kisaran 10% sampai 30%," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini.
Secara umum, kenaikan harga beras tercatat terjadi di 268 kabupaten/kota. Hanya ada 56 kabupaten/kota yang mencatatkan penurunan harga beras. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.