KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jokowi Lebarkan Defisit Anggaran RAPBN 2021 Jadi 5,2%

Dian Kurniati | Selasa, 28 Juli 2020 | 11:12 WIB
Jokowi Lebarkan Defisit Anggaran RAPBN 2021 Jadi 5,2%

Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool/nz

JAKARTA, DDTCNews—Presiden Joko Widodo menginstruksikan angka defisit anggaran RAPBN 2021 dinaikkan menjadi 5,2% terhadap PDB atau lebih besar dari yang telah disepakati sebelumnya antara pemerintah dan DPR sebesar 3,21%-4,17%.

"Dalam sidang kabinet hari ini, Presiden memutuskan defisit 5,2% dari PDB. Jadi lebih tinggi lagi dari desain awal," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melalui konferensi video, Selasa (28/7/2020).

Sri Mulyani mengatakan pemerintah memiliki dua pertimbangan dalam melebarkan defisit RAPBN 2021. Pertama, kondisi ekonomi global yang masih diiringi ketidakpastian akibat pandemi virus Corona.

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Kedua, kebutuhan pembiayaan yang besar untuk menangani pandemi Covid-19 sekaligus memulihkan ekonomi dalam negeri. Menurut Sri Mulyani, presiden ingin belanja APBN bisa mengungkit ekonomi tahun depan menjadi lebih baik ketimbang tahun ini.

“DPR sebetulnya menyarankan pemerintah memperlebar defisit hingga 4,7% terhadap PDB. Presiden akhirnya membuat keputusan politik mengenai defisit anggaran yang lebih tinggi ketimbang masukan DPR,” tuturnya.

Sri Mulyani belum bersedia memerinci target penerimaan negara, termasuk dari sisi pajak. Menurutnya postur RAPBN 2021 akan disampaikan langsung oleh Jokowi saat pembacaan nota keuangan pada 14 Agustus mendatang.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

"Soal target pajak, menunggu RAPBN dulu saja. Kami masih punya waktu dua minggu, saya tidak ingin mendahului Presiden," ujarnya.

Soal strategi pembiayaan defisit, menkeu berjanji akan menyampaikannya seusai Jokowi menyampaikan nota keuangan dalam sidang paripurna di DPR. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN