KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Jokowi Bakal Setop Ekspor Konsentrat Tembaga Tahun Ini

Redaksi DDTCNews | Rabu, 01 Februari 2023 | 14:43 WIB
Jokowi Bakal Setop Ekspor Konsentrat Tembaga Tahun Ini

Presiden Jokowi. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan komitmennya untuk melanjutkan program hilirisasi mineral di dalam negeri. Setelah melarang ekspor bijih nikel per Januari 2020 dan bauksit per Juni 2023, Jokowi memastikan akan menyetop ekspor konsentrat tembaga mulai tahun ini.

"Desember lalu sudah disampaikan kalau bauksit disetop [per Juni 2023]. Nanti sebentar lagi mau saya umumkan tembaga setop tahun ini," kata Jokowi dalam Mandiri Investment Forum 2023, Rabu (1/2/2023).

Kepastian ini bukan tanpa alasan. Jokowi menyatakan penyetopan ekspor konsentrat tembaga perlu dilakukan menyusul kesiapan pabrik fasilitas pemurnian mineral tembaga (smelter) yang dimiliki PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur dan fasilitas serupa milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara di NTB.

Baca Juga:
Insentif Kepabeanan Tersalur Rp33,9 Triliun, Begini Dampak ke Ekonomi

"Saya cek kemarin smelter-nya Freeport dan smelter di NTB sudah lebih dari 50% jadi," kata Jokowi.

Jokowi mengungkapkan program hilirasi telah terbukti memberikan keuntungan bagi pemerintah Indonesia. Penghentian ekspor bijih nikel misalnya, tercatat menaikkan nilai ekspor dari US$1,1 miliar menjadi US$30 miliar. Kisah sukses yang diberikan oleh nikel ini menjadi landasan pemerintah untuk melanjutkan hilirisasi terhadap komoditas mineral lainnya.

Terkait dengan risiko adanya gugatan di World Trade Organization (WTO), Jokowi memastikan tidak gentar. Pemerintah menghitung, seluruh hilirisasi mineral bisa mendongkrak produk domestik bruto (PDB) hingga US$699 miliar. Tak cuma itu, hilirisasi mineral juga diproyeksikan akan menambah 8,8 juta lapangan pekerjaan.

Baca Juga:
Menkes Malaysia Ungkap Peran Cukai dalam Mereformulasi Minuman Manis

Sebelumnya, Jokowi sempat menjelaskan bahwa Indonesia perlu memperbaiki pengelolaan perdagangan mineral. Selama ini, ujarnya, Indonesia tidak mendapatkan keuntungan yang besar karena mineral diekspor dalam bentuk mentah tanpa ada pengolahan di dalam negeri.

"Kita dirugikan berpuluh-puluh tahun. Pajak enggak kita dapat, royalti juga enggak dapat, bea ekspor juga enggak dapat, pembukaan lapangan kerja kita juga enggak dapat, enggak dapat apa-apa. Inilah yang harus dihentikan," ujar Jokowi. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 21 Desember 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Insentif Kepabeanan Tersalur Rp33,9 Triliun, Begini Dampak ke Ekonomi

Sabtu, 21 Desember 2024 | 07:30 WIB BEA CUKAI KUDUS

Bea Cukai Gerebek Gudang di Jepara, Ternyata Jadi Pabrik Rokok Ilegal

Jumat, 20 Desember 2024 | 16:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dorong Pertumbuhan Ekonomi, DJBC Tawarkan Fasilitas Kepabeanan

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak