PERATURAN PAJAK

Jika Dipindahtangankan, 2 Barang Strategis Ini Wajib Dikenai PPN

Redaksi DDTCNews | Senin, 14 November 2022 | 15:00 WIB
Jika Dipindahtangankan, 2 Barang Strategis Ini Wajib Dikenai PPN

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Pengusaha kena pajak (PKP) yang mendapat fasilitas pajak pertambahan nilai tidak dipungut atas barang kena pajak (BKP) tertentu yang bersifat strategis tak boleh melakukan pemindahtanganan.

Ketentuan tersebut diatur dalam Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah (PP) No. 70/2021. Jika PKP melakukan pemindahtanganan atas barang strategis yang diperolehnya tersebut maka akan dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN).

“PKP…yang memindahtangankan BKP kepada pihak lain, baik sebagian atau seluruhnya maka wajib membayar PPN yang tidak dipungut atas perolehan BKP tertentu,” bunyi Pasal 3 ayat (1) PP 70/2021, dikutip pada Senin (14/11/2022).

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Pembayaran PPN wajib dilakukan paling lama 1 bulan sejak BKP tersebut dipindahtangankan. Jika sampai jangka waktu tersebut PPN belum dibayar maka PKP akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.

Sebagai konsekuensi karena pemindahtanganan BKP tertentu yang sifatnya strategis tersebut maka pajak masukan dari BKP tertentu tersebut tidak dapat dikreditkan.

Terdapat 2 BKP tertentu yang bersifat strategis dan atas penyerahannya tidak dipungut PPN. Pertama, anode slime atau lumpur anoda sebagai produk samping atau sisa hasil pemurnian komoditas tambang mineral logam yang akan diproses menjadi emas batangan.

Baca Juga:
Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Kedua, emas granula yang merupakan emas berbentuk butiran yang memenuhi sejumlah kriteria antara lain memiliki ukuran diameter paling tinggi 7 milimeter.

Kemudian, memiliki kadar kemurnian 99,99% berdasarkan hasil uji menggunakan metode uji sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan/atau terakreditasi London Bullion Market Association Good Delivery.

Terakhir, merupakan hasil produksi dan diserahkan oleh Pemegang Kontrak Karya, Pemegang Izin Usaha Pertambangan, Pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus, atau Pemegang Izin Pertambangan Rakyat kepada pengusaha yang akan memproses lebih lanjut untuk menghasilkan produk utama berupa emas batangan dan/atau emas perhiasan.

Berdasarkan Pasal 2 PP 70/2021, pajak masukan yang berkaitan dengan penyerahan BKP tertentu yang bersifat strategis dapat dilakukan pengkreditan. (Fikri/rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB LITERATUR PAJAK

Perkaya Pengetahuan Pajak, Baca 11 e-Books Ini di Perpajakan DDTC

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen